Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jerman akan membantu Libanon mengatasi masalah manajemen limbah, menyusul laporan menggunungnya sampah di negara tersebut. Untuk itu, pemerintah Jerman telah merancang rencana untuk mengekspor sampah dari Libanon.
Dilaporkan media Libanon yang berbasis di Beirut, The Daily Star pada Sabtu (1/8) pemerintah Libanon berencana akan mengeskpor sampah ke luar negeri yang tak mampu lagi ditampung oleh negara kecil yang berada di wilayah Timur Tengah tersebut.
Selama beberapa pekan terakhir, Libanon tengah menghadapi masalah manajemen sampah. Ibu kota dan daerah di sekitarnya digenangi sampah yang berceceran, tak mampu lagi ditampung oleh tempat sampah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah tempat pembuangan sampah juga telah mencapai batas maksimum dan terpaksa harus ditutup. Akibatnya, bau sampah menyengat, bercampur dengan bau matahari yang menyengat terik di saat musim panas ini.
Jika keadaan ini terus berlanjut, sampah-sampah di negara ini akan mulai memadati jalanan dalam waktu dekat. Hal ini menuai protes dan kecaman dari 2 juta penduduk Libanon.
Terkait rencana "ekspor sampah" ini, Menteri Ekonomi Libanon, Alain Hakim menyatakan bahwa Duta Besar Jerman untuk Lebanon "menyambut baik gagasan mengekspor sampah ke Jerman."
"Kami sepakat untuk mempersiapkan studi kelayakan yang akan memungkinkan kami untuk menerapkan gagasan ini," kata Hakim, dikutip dari Al-Arabiya.
Dengan mengekspor sampah ke Jerman, otoritas Libanon berharap dapat menganggarkan US$70 (Rp944 ribu) hingga US$100 (Rp1,3 juta) per ton sampah untuk pengolahan sampah kepada kontraktor. Sebelumnya, negara ini harus merogoh kocek sekitar US$147 (Rp1,9 juta) per ton sampah.
Rencana "ekspor sampah" ini diperkirakan akan membuka peluang usaha baru. Pasalnya, sampah akan dibawa ke Jerman menggunakan kapal lalu. Penggunaan jasa perusahaan pembuangan sampah pun dibutuhkan.
Mohammad Qabbani, seorang anggota parlemen Beirut, mengatakan kepada Daily Star bahwa perusahaan pembuangan sampah internasional tidak akan membuang sampah di laut.
"Perusahaan internasional memiliki situs di seluruh dunia. Kita bicara tentang kapal yang sangat besar, mereka benar-benar dapat mengambil sebagian besar (dari sampah)," kata Qabbani.
(ama/ama)