Jakarta, CNN Indonesia -- Negara anggota PBB pada Ahad (2/8) mendiskusikan rencana ambisius yang bertujuan mengakhiri kemiskinan global pada 2030 dan mengatasi perubahan iklim.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, memuji perjuangan keras dari rencana tersebut, sembari mengatakan bahwa rencana ini "meliputi agenda universal yang transformatif dan terintegrasi serta akan menjadi titik balik yang bersejarah bagi dunia."
Sebelumnya, setelah satu pekan melakukan berdiskusi alot di markas besar PBB di New York, para ahli dan diplomat dari 193 negara anggota mengadopsi sebuah rancangan sepanjang 30 lembar yang berjudul "Transformasi Dunia Kami: Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menunjukan dukungannya, Duta Besar Kenya mengatakan upaya ini merupakan "momen bersejarah". Kenya, bersama dengan Irlandia, adalah ketua diskusi tersebut.
Lebih lanjut, para pemimpin dunia akan menghadiri KTT Pembangunan Berkelanjutan di markas PBB pada 25- 27 September untuk mengadopsi dokumen agenda berkelanjutan, yang berupaya untuk meningkatkan kehidupan dari satu miliar orang yang hidup kurang dari US$1,25 atau setara dengan Rp15 ribu setiap harinya, terutama di Asia dan sub-Sahara Afrika.
Para perunding mengeluarkan 17 rencana pembangunan berkelanjutan yang baru dan bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mempromosikan kesejahteraan dan menjaga lingkungan. Semua direncanakan selesai pada 2030.
"Ini adalah agenda rakyat, sebuah rencana untuk mengakhiri kemiskinan dari segala dimensinya, di semua wilayah, tanpa mengecualikan siapapun," kata Ban memaparkan rencana yang bernilai triliunan dolar tersebut.
Ketua PBB juga berjanji bahwa pada KTT bulan September mendatang, di sela-sela sidang umum PBB, mereka akan memetakan era baru pembangunan berkelanjutan, dengan rencana pengentasan kemiskinan, kemakmuran bersama dan penangan masalah perubahan iklim.
Misi Pembangunan Berkelanjutan Periode 2015-2030 ini dibangun atas keberhasilan Millenium Development Goals, yang telah berhasil membantu jutaan orang untuk keluar dari kemiskinan.
Namun, upaya baru ini akan secara signifikan masuk kedalam inti permasalahan, dengan menangani penyebab inti kemiskinan, dan kebutuhan dari pembangunan yang akan berhasil untuk semua orang.
Pembiayaan rencana ini akan menjadi kunci dari kesuksesannya. Bantuan yang diterima dari negara pendonor pada bulan lalu mengkonfirmasi bahwa mereka akan menyisihkan 0,7 persen dari pendapatan nasional untuk membantu upaya pembangunan tersebut.
Kesepakatan ini dicapai setelah terjadi perbincangan selama beberapa hari antara negara-negara kaya dan negara berkembang.
(ama/ama)