Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang warga Jerman mengaku bertaubat dan pilih keluar dari ISIS setelah hampir mati di dalam tahanan kelompok militan itu di Suriah. Dia hanya satu dari ratusan pemuda Jerman yang termakan doktrin ISIS untuk berperang di Timur Tengah.
Adalah Ebrahim B, pemuda 26 tahun dari Wolfsburg berhasil lolos dari penjara ISIS di Suriah dan siap diadili di Jerman. Diberitakan The Independent, Ebrahim mengatakan "lebih baik dipenjara di Jerman ketimbang hidup 'bebas' di Suriah."
Ebrahim bergabung dengan ISIS setelah berangkat menuju Suriah melalui Turki pada akhir Mei 2014. Saat itu, dia harus menyerahkan paspor dan telepon genggamnya serta memilih akan menjadi tentara atau pengebom bunuh diri. Ebrahim memilih yang kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperkirakan lebih dari 90 warga Jerman tewas saat berperang bersama ISIS di Suriah dan Irak. Tujuh di antaranya berasal dari Wolfsburg.
Dari Jerman sendiri ada sekitar 700 pemuda yang bergabung dengan kelompok militan tersebut.
Saat bergabung dengan ISIS, Ebrahim mengalami paranoid, terutama karena bermunculan isu mata-mata. Ebrahim dijebloskan ke penjara karena dituduh mata-mata pada Agustus tahun lalu lantaran keanggotaannya di Partai Sosial Demokrat Jerman.
Ebrahim lantas menceritakan kengerian saat di dalam sel penjara yang bau darah di Tal Abyad.
Kepada penyidik, Ebrahim mengatakan bahwa penjara itu adalah tempat eksekusi. Dia dipaksa untuk mendengar suara horor tahanan lainnya yang menemui ajal karena digorok lehernya.
"Seperti suara kucing dilindas mati," kata Ebrahim.
Kengerian semakin menjadi saat tubuh tanpa kepala itu dimasukkan ke dalam selnya. Kepala tubuh itu diletakkan di dada. Seperti Ebrahim, mayat itu adalah pria yang dituduh mata-mata.
Ebrahim bisa jadi berujung naas seperti itu, namun dia berhasil kabur. Dia menyerahkan diri pada polisi di Jerman dan akan diadili atas tuduhan menjadi anggota teroris.
Tidak ada hubungan dengan IslamKepada harian terbesar Jerman Süddeutsche Zeitung, Ebrahim mengatakan bahwa dia akan mengungkapkan semua hal tentang ISIS di pengadilan pekan ini.
Dia menegaskan bahwa "ISIS tidak ada hubungannya dengan Islam."
Kisah Ebrahim seperti kebanyakan pemuda Jerman lainnya yang bergabung dengan ISIS. Mayoritas mereka adalah pemudia biasa tanpa prestasi, memiliki pengetahuan yang minim soal Islam, bahkan Ebrahim merokok, mengonsumsi narkoba, minum alkohol dan bekerja sebagai tukang pijat.
Dia dicuci otak oleh Yassin Ousaiffi, yang saat ini menjadi salah satu hakim ISIS di Suriah. Sebelumnya Ousaiffi adalah perekruit anggota di Masjid Ditib, Wolfsburg.
Ebrahim menyebutnya sebagai "pengkhotbah sesat".
"Bagaimana kau bisa tidur dengan damai sementara pemuda Muslim kelaparan dan wanitanya diperkosa?" kata Ebrahim mengulangi perkataan Ousaiffi saat merekruitnya.
Selain itu, dia juga diimingi mobil mahal dan empat orang istri. "Jujur saja, siapa yang tidak ingin empat orang istri?" ujar Ebrahim.
Namun dia mengaku saat itu mudah sekali diombang-ambing. "Jika saya diminta bergabung dengan band rock Jamaika atau geng bermotor Hells Angels di Amerika saat itu, pasti saya ikut," kata dia.
Dia berhasil lolos dari maut di penjara ISIS setelah Ousaiffi membelanya. Saat dia diminta membawa orang yang terluka ke rumah sakit di Turki, Ebrahim kabur.
Ebrahim mengaku akan menjadikan pengadilannya nanti sebagai pelajaran dan untuk memberi tahu pada dunia bahwa dia telah tertipu janji manis ISIS.
"Saya tertipu," tegas dia.
(den)