Kabul, CNN Indonesia -- Lebih dari 50 orang tewas dalam tiga ledakan bom di Afghanistan pada Jumat lalu. Kelompok Taliban yang baru saja mengangkat pemimpin baru mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Diberitakan Reuters, Minggu (9/8), dua serangan bom bunuh diri mengincar kantor polisi dan kamp pelatihan militer. Di antara yang tewas adalah 27 siswa pelatihan dan seorang tentara Amerika Serikat.
Serangan terjadi di Kamp Integritas pada pukul 22.15 waktu setempat yang dimulai dengan beberapa peledakan bunuh diri dan penembakan oleh kelompok bersenjata. Kamp ini adalah tempat para tentara AS dan pasukan koalisi melatih tentara Afghanistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut saksi mata, pelaku menyamar mengenakan seragam polisi dan meledakkan diri di antara para siswa pelatihan yang baru saja kembali dari beristirahat.
Sebelumnya serangan bom terjadi di depan gerbang akademi polisi di Kabul pada pukul 19.00 saat para siswa tengah berbaris untuk masuk ke fasilitas pelatihan.
Sebanyak 27 siswa tewas dan 26 lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Dua peristiwa ini disusul oleh ledakan bom Sabtu dini hari pukul 1.00 di jalan utama Kabul, menewaskan 15 orang dan melukai 240 lainnya, seperti yang disampaikan oleh wakil juru bicara Presiden Ashraf Ghani, Sayed Zafar Hashemi.
Hashemi menjelaskan, di antara yang terluka adalah 47 wanita dan 30 anak-anak.
Juru bicara Taliban Zabihullah Muhajid mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kamp Integritas dan akademi polisi namun enggan mengomentari serangan di jalanan Kabul.
Serangan ini terjadi hanya selang beberapa hari setelah Taliban mengumumkan kematian pendiri kelompok militan itu, Mullah Mohammed Omar, yang digantikan oleh Mullah Akhtar Mohammad Mansour.
Kematian Mullah Omar telah mengguncang perundingan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Mansour dalam pesannya membantah Taliban hendak berdamai dengan Afghanistan dengan mengatakan bahwa itu adalah "bentuk propaganda musuh".
Menurut data Misi Bantuan PBB di Afghanistan, UNAMA, dari 1 Januari hingga Jumat lalu, 282 orang tewas dan 1.241 lainnya terluka dalam serangan yang dilancarkan kelompok anti-pemerintah di negara itu.
(den)