Pasangan Remaja Swedia Ditangkap ISIS di Suriah

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 11:23 WIB
Seorang gadis Swedia dan pacarnya, masing-masing berusia 15 dan 19 tahun, kabur dari panti asuhan dan melarikan diri ke Suriah.
(Ilustrasi/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang gadis Swedia berumur 15 tahun telah ditangkap di Suriah oleh ISIS setelah kabur bersama pacarnya dari panti asuhan.

Kementerian Luar Negeri Swedia tidak mau berkomentar banyak perihal kasus tersebut, dan  hanya memberikan sedikit rincian.

"Kami telah diinformasikan bahwa terdapat minoritas warga Swedia di Suriah. Kami sedang melakukan kontak dengan keluarga mereka," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Swedia, Gabriel Wernstedt, namun menolak mengungkapkan rincian lain terkait kasus isi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat kabar Swedia, Expressen dan koran lokal Boras Tidning melaporkan pada Senin (10/8) bahwa gadis berusia 15 tahun yang namanya tidak disebut itu menghilang dari panti asuhannya di Boras, dekat kota Gothenburg pada 31 Mei silam.

Dilansir Al Arabiya, gadis itu dan pacarnya yang berusia 19 tahun, dilaporkan pergi ke Suriah melalui Turki dan direkrut oleh kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Pasangan tersebut kemudian ditangkap pasukan ISIS di Aleppo pada awal Agustus.

Sebelumnya, pasangan itu menikah di Stockholm dengan tata cara Muslim pada awal tahun ini, tanpa diketahui orang tua mereka.

Disinyalir, ketika berada di tahanan, gadis ini sudah dua kali menghubungi orang tuanya setelah dipinjamkan telepon genggam oleh seorang wanita secara diam-diam.

Ia mengatakan kepada orang tuanya bahwa mereka sedang menunggu ISIS mengkonfirmasi pernikahan mereka.

"Ini adalah situasi yang kritis. Gadis tersebut mengatakan ISIS akan memutuskan apakah pernikahan mereka sah atau tidak, dan suaminya harus bersumpah untuk bergabung dengan ISIS," kata ayah dari wanita tersebut kepada Boras Tidning.

"Jika ISIS mengakui pernikahan anak saya, maka mereka akan pindah ke Raqqa, tempat yang lebih buruk dibandingkan Aleppo. Namun sebaliknya, bisa saja dia bergabung dengan kumpulan wanita di Manbij (kota di utara timur Aleppo)," tambah ayahnya.

Menurut Expressen, gadis itu sedang hamil enam bulan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER