Usai Skandal Perkosaan, Kepala Misi Perdamaian PBB Mundur

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2015 01:36 WIB
Kepala misi perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah mundur setelah muncul laporan soal perkosaan oleh salah seorang anak buahnya.
(Ilustrasi/Getty images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala misi perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah mengundurkan diri setelah muncul tuduhan pelecehan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh salah satu anak buahnya.

"Hari ini saya telah menerima pengunduran diri representasi saya, Babacar Gaye, kepala dari Misi Terpadu Stabilisasi Multidimensi di Republik Afrika Tengah, MINUSCA," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon kepada wartawan di markas PBB di New York, Rabu (12/8), dikutip Reuters.

Gaye, seorang jenderal asal Senegal, menyerahkan surat pengunduran diri atas permintaan Ban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman tersebut muncul setelah Amnesty International menuduh petugas perdamaian MINUSCA memperkosa gadis berumur 12 tahun serta membunuh seorang anak dan ayahnya ketika menjalankan operasi di Bangui, ibukota Republik Afrika Tengah.

Ban mengatakan bahwa Gaye telah bekerja "dengan penuh hormat" selama bertahun-tahun untuk menjadi "panutan yang baik". Gaye berencana mengadakan pertemuan singkat Dewan Keamanan PBB pada Kamis (13/8).

Ia menambahkan, Gaye sedang mengadakan pertemuan spesial, dihadiri semua utusan PBB, komisaris serta komandan angkatan pada Kamis untuk memastikan bahwa mereka mengambil langkah tepat.

Langkah tersebut mencakup pendidikan dan pelatihan untuk menghindari adanya tindakan kriminal di misi-misi PBB. Akan tetapi, jika tindak kriminal muncul, penyelidkan harus dilaksanakan.

"Mereka harus dibawa ke pengadilan sesuai dengan hukum nasional mereka," tambah Ban.

Disinyalir, tuduhan atas kelakuan buruk petugas perdamaian PBB bukan hal baru. PBB mencatat ada 57 tuduhan terkait kelakuan buruk petugas perdamaian PBB sejak MINUSCA dimulai pada April 2014, termasuk 11 kasus pelecehan seksual. Kasus-kasus itu sedang diselidiki.

Perilaku pasukan internasional baru-baru ini berada di bawah pengawasan, karena tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan tentara Perancis, Chad dan Guinea di Republik Afrika Tengah pada 2014 sebelum MINUSCA dibentuk.

Kemudian pada Juni, misi PBB memulai penyelidikan terkait klaim yang mengatakan bahwa satu dari petugas perdamaiannya telah melakukan pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur dan tuduhan bahwa mereka telah menyiksan anak jalanan.

Dengan adanya kasus ini, beberapa petugas perdamaian telah dipulangkan karena adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER