Parlemen Loloskan RUU Dana Talangan, Syriza Pecah

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2015 16:26 WIB
Parlemen Yunani loloskan RUU paket bantuan peminjam asing yang mensyaratkan penghematan dan kenaikan pajak, namun Partai Syriza terancam pecah.
Parlemen Yunani loloskan RUU dana talangan asing dengan bantuan partai oposisi pro-euro. (Reuters/Tony Gentile)
Athena, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menghadapi pemberontakan yang lebih luas dari partainya, partai berhaluan kiri Syriza, setelah parlemen menyetujui paket bantuan finansial ketiga dari pemberi pinjaman asing dalam lima tahun.

Pemungutan suara ini dilakukan pada Jumat (14/8) pagi hari setelah anggota parlemen berdebat sengit terkait masalah-masalah prosedural.

Dan para menteri keuangan zona Euro dijadwalkan untuk menyetujui bantuan penting bagi Athena ini pada hari Jumat ini juga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkat dukungan dari partai-partai oposisi pro-euro, program bantuan dana talangan bernilai 85 miliar euro dengan mudah disepakati oleh 222 dari 300 anggota perlemen.

Tetapi 43 anggota, atau hampir sepertiga anggota parlemen dari partai Syriza, menentang atau abstain. Jumlah ini meningkat dari 36 anggota parlemen partai Syriza yang menentang pemungutan suara terkait reformasi yang diadakan bulan lalu.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan, Tsipras akan mengadakan pemungutan mosi kepercayaan di parlemen setelah Yunani melakukan pembayaran hutang pada Bank Sentral Eropa, ECB, pada 20 Agustus.

Dan anggota senior parlemen Yunani dari partai Demokrasi Baru yang beroposisi, Makis Voridis, dengan segera menyatakan partainya tidak akan mendukung pemerintah sehingga meningkatkan kemungkinan pemerintahan Tsipras bisa digulingkan.

Sebelum pemungutan suara pada Jumat, Tsipras membela keputusan menerima program yang menyebabkan kenaikan pajak, pemotongan pengeluaran dan reformasi ekonomi dengan mengatakan bahwa pilihannya adalah “tetap hidup atau bunuh diri”.

“Saya tidak menyesali keputusan untuk berkompromi,” ujar Tsipras di hadapan anggota parlemen. “Kita tidak bergembira tetapi kita juga tidak bersedih atas kesepakatan yang sulit ini. Saya dengan sadar memandang ini adalah jalan terbaik yang bisa dicapai ditengah-tengah adanya keseimbangan kekuasaan di Eropa, ketika kondisi ekonomi dan kesulitan finansial melanda kita.”

Ketua Parlemen Zoe Konstantopoulou, salah satu anggota garis keras di partai Syriza, menolak permintaan Tsipras untuk mempercepat proses pelolosan RUU paket penyelamatan itu.

Dia malah mengajukan serangkaian pertanyaan dan keberatan terkait masalah prosedural yang memperlambat proses pemungutan suara yang sebelumnya direncanakan selesai pada Kamis (13/8).

Setelah RUU ini lolos, perhatian kini beralih ke pertemuan para menteri keuangan zona Euro di Brussels yang harus menyetujui paket bantuan itu, agar bisa segera dicairkan sebelum Athena diwajibkan membayar hutang sebesar 3,2 miliar euro ke ECB pada 20 Agustus.

Tingkat kemarahan atas langkah-langkah penghematan itu yang mengancam perpecahan di partai Syriza, terlihat jelas sebelum pemungutan suara parlemen.

Pada Kamis, ketua faksi ekstrim kiri yang memberontak, mantan menteri energi Panagiotis Lafazanis, mengambil langkah untuk memisahkan diri dari Syriza dengan meminta satu gerakan anti-bantuan yang baru.

“Perjuangan menentang paket penyelamatan baru ini dimulai hari ini, dengan mengerahkan seluruh rakyat,” bunyi satu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Lafazanis dan 11 anggota partai Syriza lain dan diunggah di situs Iskra milik faksi ekstrim kiri itu.

Pernyataan itu mendorong pembentukan “gerakan bersatu yang akan membenarkan keinginan rakyat bagi demokrasi dan keadilan sosial”, meski tidak dengan terbuka mengajak pembentukan partau baru atau pecah dari Syriza.

Para pemberontak partai ini berkeras bahwa pemerintah seharusnya memenuhi janji yang dikemukakan semasa kampanye, mengubah gelombang penghematan besar-besaran dan kenaikan pajak yang berdampak besar pada perekonomian yang sudah hancur dalam beberapa tahun terakhir. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER