Moskow, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia menyita ratusan ton keju selundupan dari negara-negara Barat. Peristiwa ini adalah satu lagi bentuk perang Kremlin dengan Barat yang menjatuhkan embargo dan sanksi terhadap Rusia.
Diberitakan
CNN, Kamis (20/8), tepatnya ada 470 ton keju yang berusaha diselundupkan ke Rusia, berdasarkan data aparat.
Seperti barang-barang selundupan lainnya, makanan ini juga dilabeli berisiko terhadap kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa bulan terakhir Rusia memang gencar memberangus penjualan makanan dan barang-barang dari Barat. Disebut ini adalah balasan atas embargo dan sanksi Barat terhadap Rusia yang dituduh ikut campur konflik di Ukraina.
Sebelumnya pekan lalu, Rusia membakar pengiriman bunga tulip dari Belanda senilai US$2,5 miliar karena dianggap ilegal. Bunga ini juga disebut berisiko karena kemungkinan terinfeksi penyakit.
Aksi pemusnahan ini direkam kamera dan diunggah di laman berbagi video di internet. Cara pemusnahan beragam, mulai dari dihancurkan hingga dibakar.
Dalam salah satu video yang diunggah dari wilayah Leningradsky, diperlihatkan 19 ton buah peach dihancurkan hingga menjadi bubur karena dianggap dikirimkan dengan dokumen palsu.
Video lainnya menunjukkan seorang polisi pengawas di Tatarstan menghancurkan tiga angsa beku di sebuah toko daging. Unggas itu diimpor dari Hungaria dan dianggap tidak memiliki dokumen yang sah.
Langkah ini menuai kecaman dari masyarakat Rusia yang merasa tindakan itu adalah pemborosan dan sikap mubazir, apalagi di tengah krisis ekonomi sekarang ini.
Sebuah petisi menentang penghancuran makanan telah ditandatangani oleh ratusan ribu orang di Rusia. Petisi itu menyerukan produk makanan sitaan sebaiknya dibagikan ke rakyat miskin, pensiunan dan pengangguran, daripada harus dimusnahkan.
Menanggapi petisi itu, aparat bergeming. Biasanya pihak berwenang di Rusia cepat tanggap dalam menjawab keresahan masyarakat.
(stu)