Jakarta, CNN Indonesia -- Para pejabat India membatalkan sejumlah lowongan untuk posisi pelayan di beberapa lembaga pemerintahan, setelah kewalahan karena dibanjiri 75 ribu aplikasi lamaran kerja. Sebagian pelamar kerja untuk posisi terendah di pemerintahan ini datang dari lulusan universitas.
Direktorat ekonomi dan statistik pemerintah negara bagian Chhattisgarh, Amitabh Panda, mengaku terkejut menerima puluhan ribu lamaran kerja untuk 30 posisi pelayan, atau "peon" dalam bahasa India, di berbagai lembaga pemerintahan.
Posisi ini menawarkan upah sebesar 14 ribu rupee, atau sekitar Rp2,8 juta. Salah satu pekerjaan pelayan adalah menuangkan teh untuk para pejabat di lembaga pemerintahan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panda menyatakan telah membatalkan ujian yang direncanakan untuk menyaring para pelamar setelah menerima 70 ribu aplikasi lamaran secara daring dan 5.000 aplikasi lamaran yang diberikan secara langsung oleh para pelamar, termasuk para teknisi yang berkualitas dan lulusan manajemen.
"Ini sangat aneh. Kami memprediksi menerima 2.000 hingga 3.000 pelamar," kata Panda, dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (25/8).
Pekerjaan sebagai pegawai negeri di lembaga pemerintahan India merupakan pekerjaan yang paling diminati dan dipandang aman secara finansial ketimbang pekerjaan di sektor swasta.
Pekerjaan di lembaga pemerintah, bahkan untuk posisi terendah sekalipun, kerap dibanjiri pelamar. Terdapat laporan bahwa warga bahkan rela menyogok hingga ribuan rupee untuk mendapatkan posisi apapun di lembaga pemerintah.
Zubair Meenai, pakar sosiologi dari Universitas Jamia Millia Islamia di New Delhi, menyatakan bahwa seseorang yang bekerja di lembaga pemerintah dipandang memiliki kekuatan dan status sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat India.
"Tidak peduli jika seseorang dibayar satu juta rupee di sebuah perusahaan swasta. Masyarakat akan lebih memandang dan menghormati seorang pegawai pemerintahan," kata Meenai.
"Masyarakat masih menilai bekerja di sektor swasta penuh risiko," kata Meenai menambahkan.
Menurut data Bank Dunia, tingkat pengangguran India mencapai 3,6 persen pada 2013. Meski demikian, pekerjaan dengan upah yang tidak layak menjadi isu utama di negara yang 23 persen penduduknya menerima pendapatan sebesar US$1,25, atau sekitar Rp17 ribu per hari.
(ama/ama)