Protes Sampah, Demonstran 'Duduki' Kantor Kementerian Libanon

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 01 Sep 2015 20:04 WIB
Dipicu oleh sampah, puluhan demonstran Libanon melancarkan aksi duduk kantor Kementerian Lingkungan di ibu kota Beirut pada Selasa (1/9).
Dipicu oleh sampah, puluhan demonstran Libanon melancarkan aksi duduk kantor Kementerian Lingkungan di ibu kota Beirut pada Selasa (1/9). (Reuters/Mohamed Azakir)
Beirut, CNN Indonesia -- Puluhan demonstran Libanon melancarkan aksi duduk kantor Kementerian Lingkungan di ibu kota Beirut pada Selasa (1/9), menyerukan Menteri Mohammad Machnouk untuk mengundurkan diri.

Libanon sedang dilanda serangkaian protes terhadap pemerintah yang dipicu oleh persoalan sampah yang tak bisa ditangani.

Seorang saksi Reuters mengatakan bahwa tentara menyaksikan demonstran yang menggelar aksi duduk di sepanjang koridor di dalam lantai atas Kementerian Lingkunan. Ratusan lebih demonstran juga berkumpul di luar gedung di pusat kota Beirut itu, di tengah penjagaan ketat dari aparat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Machnouk, turun, turun, turun!” teriak para pengunjuk rasa. Para demonstran mengatakan mereka masuk diam-diam dalam kelompok-kelompok kecil sebelum pihak keamanan memblokir pintu utama.

Para pengunjuk rasa mengatakan tidak jelas apakah menteri Machnouk masih berada di dalam gedung. Pasukan keamanan memblokir sebuah ruangan di lantai atas dan menolak akses bagi pengunjuk rasa dan media.

Sampah menumpuk di ibu kota Beirut, Libanon, dan pemrotes menganggap itu menggambarkan kebusukan para politisi dalam pemerintahan. (Reuters/Mohamed Azakir)
"Mereka tidak memenuhi tuntutan kami…Kami semua di jalan-jalan, puluhan ribu mengatakan tuntutan kami. Sekali lagi mereka melarikan diri akuntabilitas. Kami tidak tahan lagi," kata Lucien Bourjeily dari gerakan ”You Stink" yang menyelenggarakan protes.

Para pengunjuk rasa mengatakan krisis limbah, terlihat dari tumpukan sampah yang menyebabkan bau di bawah terik matahari musim panas, mencerminkan kebusukan di dalam sistem politik yang dipenuhi politisi sektarian yang tidak kompeten dan korup.

Minggu lalu, ribuan orang turun ke jalalan Beirut dalam protes terhadap korupsi, yang terbesar dalam sejarah Lebanon.

Protes serupa berujung kekerasan akhir bulan lalu dan Perdana Menteri Tammam Salam mengancam untuk mengundurkan diri, sebuah langkah yang bisa membuat negara yang tengah berjuang dalam kebuntuan politik dan terdampak konflik Suriah itu terperosok ke dalam kekacauan yang lebih dalam. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER