Cari Gadis Kecil yang Hilang, Inggris Keluarkan Dana Rp175 T

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2015 09:25 WIB
Demi mencari seorang gadis yang hilang sejak delapan tahun silam, pemerintah Inggris telah mengucurkan dana setara Rp175,1 triliun.
Madeleine menghilang dari apartemen liburan keluarganya di Praia da Luz, Protugal, pada 3 Mei 2007. (Dok. findmadeleine.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mencari seorang gadis Inggris bernama Madeleine McCann yang hilang sejak delapan tahun silam, pemerintah Inggris telah mengucurkan dana sebesar 11 juta pound sterling atau setara Rp175,1 triliun.

Diberitakan The Telegraph, proses pencarian tersebut mulai mengundang tanya para pembayar pajak yang uangnya dipakai pula dalam upaya ini. Mereka mempertanyakan kemampuan Kepolisian Metropolitan untuk menemukan Madeleine dalam sebuah upaya yang disebut Operasi Grange tersebut.

"Jika tidak ada petunjuk lebih lanjut, dalam arti tidak ada hal operasional seperti bukti yang merujuk pada tersangka, maka saya pikir mereka harus menghentikan pencarian ini," ujar mantan personel Flying Squad, John O'Connor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Madeleine menghilang dari apartemen liburan keluarganya di Praia da Luz, Protugal, pada 3 Mei 2007. Proses pencarian Madeleine kemudian dianggap sebagai investigasi orang hilang terbesar sepanjang masa.

Pada 2011, David Cameron menjanjikan satu revolusi aksi baru melibatkan kepolisian dari Scotland Yard dan pasukan kerja. Selama dua tahun, 37 detektif meneliti ribuan dokumen, pernyataan saksi, dan barang bukti lain.

Dua tahun kemudian, para penyidik menemukan teori baru mengenai apa yang terjadi pada Madeleiene dan menemukan tersangka baru. Operasi pencarian pun ditingkatkan menjadi investigasi skala besar.

Tahun lalu, kepolisian Inggris terbang ke Portugal beberapa kali untuk meninjau lokasi kejadian dan menginterogasi tersangka Portugis serta saksi lain.

Mereka menghabiskan 67 penerbangan pulang-pergi ke Portugal dengan total biaya 16 ribu pound sterling atau setara Rp348,4 juta.

Selain biaya transportasi, dana penelitian pun tak kalah tinggi. Tanpa hasil bermakna, para detektif diperkirakan bakal menyedot dana sebesar 12,2 juta pound sterling atau setara Rp265,6 miliar hingga April 2016.

Waktu yang terbuang pun mulai terasa amat bernilai. Madeleine kini seharusnya sudah berusia 12 tahun. Kepala operasi ini pun sudah berpindah tangan dari Andy Redwood ke Nicola Wall.

Namun, investigasi polisi ini bagai menemui jalan buntu. Sejak awal, banyak pengamat memang melihat kesalahan pada operasi ini.

Secara krusial, apartemen tempat kejadian tidak diperlakukan layaknya lokasi kejahatan. Sekitar 20 orang bebas keluar masuk rumah sebelum akhirnya benar-benar ditutup untuk umum sehingga bisa saja mengontaminasi bukti.

Pancang penghalang tak dipasang di sekitar lokasi kejadian hingga pukul 10.00 waktu setempat. Penjaga perbatasan dan Interpol tidak diberi peringatan orang hilang secara global setelah lima hari kejadian.

Bagi para pengamat, waktu kunci investigasi orang hilang, yaitu 24 jam dari kejadian, terbuang percuma. Polisi malah baru sibuk setelah itu, ketika tersangka mungkin saja sudah melakukan penyamaran mutakhir.

"Anda tidak bisa terus mengejar bayangan. Melakukan pengamatan di seluruh pelosok dunia. Ini seharusnya ditinjau dari perkembangan yang dilakukan detektif. Bagi saya, ini seharusnya diulas oleh petugas senior," kata O'Connor.

Kendati demikian, Kementerian Dalam Negeri Inggris selaku pendana operasi masih berkomitmen untuk mencari Madeleine.

"Kementerian Dalam Negeri masih berkomitmen mendukung pencarian Madeleine McCann. Selama empat tahun, kami telah memberikan sumber kepada petugas polisi untuk investigasi hilangnya Madeleine dan kami akan terus melakukan itu," tutur juru bicara Kemendagri Inggris. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER