PM Hungaria Sebut Arus Imigran ke Eropa 'Masalah Jerman'

Melodya Apriliana | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2015 16:31 WIB
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, menilai arus imigran ke tanah Eropa, bukan masalah Uni Eropa, melainkan masalah Jerman yang terbuka terhadap imigran.
Lebih dari 2.000 imigran memasuki Hungaria melalui Serbia dengan menyelinap di bawah pagar berduri kawat sepanjang 175 kilometer yang dibangun bulan lalu. (Reuters/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan Jerman untuk membuka pintu kepada para imigran dan pengungsi memicu komentar pedas dari Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, Kamis (3/9). Menurutnya, krisis imigran bukan merupakan urusan Eropa, melainkan Jerman.

Pasca kerusuhan di stasiun kereta api Keleti di Budapest, dua kereta yang berisi penuh imigran berangkat menuju kota perbatasan Sopron. Namun, kereta diberhentikan di Biscke, pusat penerimaan migran Hungaria, sekitar 35 km sebelah barat Budapest.

Polisi anti huru-hara meminta para imigran turun dari kereta api, tetapi mereka menolak dan mengajukan protes dengan berbaring di jalur kereta api atau melarikan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah ini bukan masalah Eropa. Ini adalah masalah Jerman," tutur Orban dalam kunjungannya ke Brussels, Belgia, untuk bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa. Orban membahas ribuan imigran yang tiba setiap harinya di perbatasan selatan Hungaria, dikutip dari Sydney Morning Herald. 

"Tidak ada yang ingin tinggal di Hungaria, begitu pula di Slovakia, Polandia, atau Estonia. Mereka semua ingin pergi ke Jerman. Pekerjaan kita hanyalah untuk mendaftarkan mereka."

Dilansir dari Reuters, Kepolisian Hungaria mencatat pada Rabu (2/9) lebih dari 2.000 imigran memasuki Hungaria melalui Serbia dengan menyelinap di bawah pagar berduri kawat sepanjang 175 kilometer yang dibangun bulan lalu.

Orban berujar bahwa pagar tersebut berguna melindungi perbatasan eksternal Uni Eropa.

Baginya, respon Hungaria terhadap lonjakan imigran ini juga menjadi peringatan bagi imigran yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan.

"Mohon jangan datang, ini sangat berisiko. Kami tidak dapat menjamin bahwa Anda akan diterima," kata Orban dengan alasan tidak ingin memberi harapan palsu.

Petugas setempat menutup stasiun kereta api Budapest pada Selasa (1/9), lalu membuka kembali tetapi melarang imigran masuk. Keputusan itu berkebalikan dengan insiden yang terjadi hari Senin (31/8) ketika pertugas membiarkan ratusan imigran tanpa dokumen menumpangi kereta api menuju Jerman.

Tahun ini, Jerman diprediksi menerima sekitar 800 ribu imigran yang mengajukan suaka. Jumlah ini merupakan peningkatan sebanyak empat kali dari tahun lalu.

Kanselir Jerman, Angela Merkel menyerukan distribusi pencari suaka yang adil di Uni Eropa dan memperingatkan bahwa serangan rasisme terjadi hampir setiap hari di tempat penampungan. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER