Menaker G20 Targetkan Pangkas Pengangguran Muda 15 Persen
Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Sep 2015 04:21 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berpidato dalam pembukaan B20, forum bisnis negara-negara G20 di Ankara, Kamis (3/9). (Istimewa/Fatih Mehmet Koksoy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri tenaga kerja negara-negara G20 dalam pertemuan di Turki, Jumat (4/8), menargetkan memangkas angka pengangguran di kalangan pemuda hingga 15 persen pada tahun 2025. Hal ini nantinya akan direkomendasikan pada para pemimpin yang menghadiri KTT G20 November mendatang.
"Untuk mencapai target ini, tergantung dari kondisi nasional, kami akan fokus pada pemuda dengan kemampuan rendah dan kualifikasi rendah; mereka yang tidak bekerja, tanpa pendidikan atau pelatihan," bunyi dalam komunike usai pertemuan antara menteri tenaga kerja di Ankara.
Dalam kesepakatan bersama yang dituangkan dalam komunike tersebut, menteri tenaga kerja G20 menggarisbawahi tiga hal, yaitu lebih meningkatkan pasar kerja yang inklusif, investasi di sumber daya manusia, dan implementasi melalui pengawasan yang efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk meningkatkan pasar pekerja yang inklusif, para menteri tenaga kerja meyakini perlu dilakukan kebijakan di tingkat G20 dan nasional salah satunya untuk mengikis ketidaksetaraan ekonomi, yaitu dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing negara, di antaranya dengan meningkatkan upah kerja, melakukan dialog dan sistem perlindungan sosial.
Mengatasi pengangguran muda masuk dalam fokus meningkatkan investasi di sumber daya manusia, yang meliputi strategi pelatihan kaum muda dan lapangan kerja bagi mereka.
"Kami menyadari pentingnya investasi pada SDM sebagai pendorong produktivitas, pertumbuhan ekonomi, meningkatkan penghasilan individu dan persatuan sosial. karena itu, kami berkomitmen meningkatkan upaya untuk meningkatkan keterampilan kerja dan memperkuat hubungan antara kepegawaian dan pendidikan," tulis dalam komunike.
Untuk perkara pengawasan, menteri tenaga kerja G20 mengatakan baru saja memulai mekanisme pelaporan implementasi Rencana Pekerjaan. Selain itu, menaker G20 juga akan menerapkan reformasi demi mengurangi kesenjangan gender dalam dunia kerja hingga 25 persen pada 2025 dan menjadikannya sebuah kepentingan nasional.
"Secara inklusif, jumlah pekerjaan yang berkualitas harus ditambah, memangkas ketidaksetaraan, kemampuan pemuda harus ditingkatkan, dan mengurangi jumlah pengangguran muda hingga 25 persen," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Keamanan Sosial Turki, Ahmet Erdem.(pit)