Jakarta, CNN Indonesia -- Foto jasad bocah imigran berusia tiga tahun, Aylan Kurdi, yang terdampar di Bodrum, Turki, ketika mencoba menyeberang ke Yunani membanjiri jejaring sosial dan menyedot perhatian dunia.
Reaksi tumpah ruah dari segala arah dengan berbagai cara. Seniman pun memiliki cara sendiri untuk menunjukkan kepeduliannya, yaitu dengan menciptakan karya grafis bertema Kurdi.
Salah satu gambar yang tersebar melalui Twitter memperlihatkan para hewan laut berduka melihat jasad Kurdi terdampar. Karya lain dari animator Iran, Mahnaz Yazdani, menunjukkan beberapa anak tertidur pulas berselimut ombak di tepi pantai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(dok. Mahnaz Yazdani via CNN.com) |
Di situs lain, tersebar lukisan menggambarkan sosok Kurdi yang tersungkur di tengah hamparan peta dengan tembok berduri memisahkan tubuhnya dan bentangan benua Eropa.
Dalam karya lainnya, foto Kurdi terpampang dalam koran di atas meja dengan secangkir kopi terhidang di sebelahnya. Di latar belakang, terlihat sesosok laki-laki sedang melongok anak kecil yang sedang tertidur pulas, layaknya jasad Kurdi di pinggir pantai.
Berbagai lukisan bertema sindiran bagi para penguasa juga berserakan di bermacam media. New York Times mengunggah karikatur tiga pejabat Uni Eropa dengan pose masing-masing menutup telinga, mulut, dan yang terakhir matanya dengan foto Kurdi terdampar. Di atas meja, tergeletak dokumen berjudul Pengungsi Suriah.
Seorang seniman asal Suriah, Wissam Al Jazairy, berkreasi dengan medium foto. Dalam karyanya, terlihat foto para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa tengah menggelar rapat di jajaran meja melingkar. Di arena tengah yang kosong, tersungkur jasad Kurdi.
 (Dok. Twitter.com) |
Tak hanya terinspirasi dari para pembuat kebijakan, seorang seniman juga dapat terilham dari seorang bijak, Efstratios Dimou alias Papa Stratis. Pendeta dengan jenggot putih panjang ini selalu mengajak jemaatnya untuk menolong para pengungsi yang terdampar.
Papa Stratis baru saja meninggal dunia setelah koma beberapa saat. Seorang seniman mengenang kepergiannya dengan menciptakan lukisan Papa Stratis sedang menggendong Kurdi dengan kaos merah dan celana pendek biru yang sudah bersih.
 (Dok. Twitter.com) |
Tak hanya kepada warga asing, kebaikan Papa Stratis juga dirasakan oleh banyak warga lokal yang kesulitan. Papa Stratis adalah penggagas berdirinya Embrace, kelompok masyarakat penolong warga lokal yang membutuhkan sandang, pangan, dan papan.
Dua tahun lalu, Papa Stratis berkata kepada forum Amnesty International, "Yang saya lihat adalah manusia. Orang-orang yang membutuhkan. Saya tidak dapat menolak atau mendepak mereka, tidak juga memenjarakan mereka. Saya tidak dapat mengirim mereka kembali ke tempat mereka berasal. Saya juga tak dapat membiarkan mereka di lautan dan tenggelam."
(ama/utw)