Jakarta, CNN Indonesia -- Situasi di Yaman yang hingga kini masih terus bergolak membuat Kedutaan Besar Republik Indonesia di ibu kota Yaman, Sanaa, belum dapat beroperasi. Duta Besar RI untuk Yaman Wajid Fauzi mengatakan semua kegiatan operasional dilakukan dari negara terdekat dengan Yaman.
“KBRI masih mengendalikan kegiatan operasional dari Kota Salalah, Oman,” kata Wajid dalam perbincangan dengan CNN Indonesia, Sabtu (5/9).
Wajid menuturkan KBRI di Sanaa hingga saat ini belum bisa berjalan normal sehingga seluruh kegiatan masih dipindahkan ke Kota Salalah, yaitu wilayah Oman yang berbatasan dengan Yaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wajid belum dapat memperkirakan kapan KBRI bisa kembali melangsungkan kegiatan di Sanaa. “Konflik masih terus terjadi dan belum ada tanda-tanda penyelesaian menuju dialog atau jalan damai,” ujarnya.
Mengenai keberadaan warga negara Indonesia di Yaman saat ini, Wajid mengatakan sebagian WNI tetap memilih tinggal di Yaman. Namun sebagian yang memilih dievakuasi dengan difasilitasi oleh KBRI.
Wajid menyebutkan skala evakuasi tak sebesar sebelumnya seperti sesaat setelah terjadi pengeboman besar yang mengenai gedung KBRI Sanaa pada 20 April lalu. Saat ini dalam setiap pemberangkatan sekitar 30 hingga 100 orang.
Wajid mengatakan jumlah WNI yang berada di Yaman terus menurun. Pada Juni lalu jumlahnya ada 1.184 orang. Untuk saat ini jumlahnya 1.117 orang. “Kami terus memfasilitasi untuk yang ingin kembali ke Indonesia,” ucapnya.
Situasi di Yaman sampai sejauh ini masih jauh dari kondusif. “Rabu pekan lalu terjadi pengeboman besar selepas magrib di Sanaa,” kata Wajid.
Dalam peristiwa itu lebih dari 20 orang tewas dan sekitar 75 lainnya luka-luka. “Tidak ada WNI yang menjadi korban pengeboman,” ujar Wajid seraya menyebutkan bahwa sebagian besar WNI yang masih berada di Yaman tidak tinggal di Sanaa. (Baca:
20 Orang Tewas Dalam Ledakan Bom di Sanaa, Yaman)
Mayoritas WNI yang berada di Yaman merupakan pelajar dan mahasiswa. Mereka tersebar di sejumlah kota di Yaman. Sebagian besar yaitu sekitar 1.300 orang tinggal di Kota Tarim, Yaman timur.
Wajid mengatakan ia juga mendapat laporan bahwa pada Jumat kemarin (4/9) telah terjadi pengeboman besar di tengah Kota Sanaa. Menurut laporan yang diterimanya, pengeboman dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi.
Wajid menambahkan, sebelumnya yaitu pada Rabu (2/9) waktu setempat, juga terjadi pengeboman di Sanna yang dilakukan oleh kelompok militan ISIS. (Baca:
ISIS Yaman Bertanggung Jawab atas Ledakan Dua Bom di Sanaa)
“ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman itu,” ujar Wajid.
Wisma Duta Jadi SimbolSudah sekitar enam bulan pasca peledakan bom yang mengenai bangunan Kedutaan Besar RI di Sanaa terjadi. Sebagian besar bangunan kantor KBRI porak poranda. Gedung KBRI yang berlokasi dekat istana kepresidenan Yaman dan kedutaan-kedutaan besar, hingga kini tak bisa ditempati.
Kerusakan bangunan yang mencapai 90 persen itu hingga kini belum bisa diperbaiki. Situasi yang terus memanas dan setiap saat terjadi pengeboman baik dari pihak Arab Saudi maupun pemberontak Houthi memaksa duta besar dan seluruh jajarannya angkat kaki ke Oman. (Baca:
Sekitar 90 Persen Gedung Kedutaan Hancur, KBRI Yaman Kosong)
Kini, KBRI tak ada lagi di Yaman. Pemantauan terhadap WNI yang tinggal di Yaman dilakukan dari Kota Salalah, Oman. Meski saat ini tidak ada KBRI di Yaman namun hubungan kedua negara tetap berlangsung.
Wajid Fauzi menuturkan hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dengan Yaman hingga kini masih terjalin baik meski Indonesia tak memiliki kantor kedutaan di negara itu.
Wajid mengatakan untuk menandai bahwa hubungan diplomatik kedua negara masih terus terjalin yaitu terdapat bangunan wisma duta besar di Yaman. “Wisma duta itu sebagai simbol keberadaan Indonesia di sana setelah tidak ada lagi KBRI,” ujar Wajid.
Kondisi wisma duta, lanjut Wajid, sampai sejauh ini masih aman tidak terkena bom. “Barang-barang pribadi milik saya sampai sekarang masih tersimpan di wisma duta,” kata Wajid sembari menyebutkan jarak antara wisma duta dengan kantor KBRI sekitar 10 menit perjalanan dengan mobil.
(obs)