Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pramugari Muslim mengatakan ia diskors oleh maskapai ExpressJet karena menolak menawarkan minuman alkokhol kepada penumpang.
Untuk mendapatkan pekerjaannya kembali, Charee Stanley, pramugari itu, mengajukan aduan diskriminasi kepada Komisi Kesetaraan Pekerjaan dan Kesempatan Amerika Serikat pada Selasa lalu.
Dilansir CNN pada Minggu (6/9), pengacaranya mengatakan Stanley ingin tetap melakukan pekerjaannya tanpa harus menawarkan alkohol sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang ia lakukan sebelum ia diskors.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Maksud tuntutan ini adalah tidak ada yang harus memilih antara karir dan agama mereka dan itu kewajiban perusahaan untuk menyediakan lingkungan yang aman di mana karyawan dapat merasa mereka bisa beribadah secara bebas," kata Lena Masri, seorang pengacara dari Dewan Hubungan Amerika-Islam Michigan.
Stanley, 40, mulai bekerja di ExpressJet hampir tiga tahun lalu. Sekitar dua tahun lalu, ia masuk Islam. Menurut Masri, tahun ini, ia baru tahu bahwa keyakinannya melarangnya bukan hanya untuk mengonsumsi alkohol, tapi juga menyajikannya.
Dia memberi tahu atasannya pada 1 Juni dan diberitahu untuk membuat pengaturan agar orang lain yang memenuhi permintaan penumpang akan alkohol.
“Atas petunjuk maskapai, ia mulai berkoordinasi dengan pramugari lain yang bertugas sehingga ketika penumpang meminta alkohol, pramugari lain akan mengakomodasi permintaan itu," kata Masri.
"Kita tahu bahwa pengaturan ini telah bekerja dengan baik dan tanpa insiden dan bahwa hal itu tidak menyebabkan beban yang tidak semestinya pada maskapai. Lagi pula, itu adalah anjuran dari maskapai,” lanjut Masri.
Hingga, seorang pramugari lain mengajukan komplain terhadap Stanley pada 2 Agustus, mengklaim dia tidak memenuhi tugasnya dengan menolak untuk menyajikan alkohol, kata Masri. Komplain dari pramugrari itu juga mengatakan Stanley memiliki sebuah buku dengan "tulisan asing" dan mengenakan hiasan kepala.
Pada 25 Agustus, maskapai ExpressJet mengirim surat kepada Stanley memberitahukan bahwa itu mencabut pengecualian terkait agama baginya, dan menempatkan dia dalam cuti administratif.
"Mereka menempatkan dia di cuti tidak berbayar dan mereka mengatakan ia akan diberhentikan setelah 12 bulan," kata Masri. "Kami meminta pekerjaannya dikembalikan dan akomodasi untuk keyakinan agamanya juga diaktifkan kembali.”
Seorang juru bicara ExpressJet Airlines menolak untuk membahas aduan Stanley.
“Di ExpressJet Airlines, kami merangkul dan menghargai nilai-nilai semua anggota tim kami. Pekerja kami memiliki kesempatan yang sama dengan sejarah panjang keragaman. Karena Stanley adalah seorang karyawan, kami tidak dapat mengomentari personil kami, "kata juru bicara Jarek Beem lewat email.
(stu)