Jakarta, CNN Indonesia --
Militan ISIS dari Suriah bersembunyi di kamp imigran di Calais, Perancis, dalam perjalanannya menuju Inggris untuk menjalankan "serangan teror", menurut otoritas Perancis.
Diberitakan The Telegraph pada Jumat (10/9), Kepolisian Perancis telah diperintahkan untuk menjaring pria yang meninggalkan Suriah pada Agustus ini. Menurut koran setempat, La Voix du Nord, ia telah masuk dalam daftar pantauan teroris dengan kode "fiche S".
"Dia berniat mencapai Inggris untuk membuat serangan teror," bunyi harian tersebut tanpa mengutip sumbernya.
Harian Perancis itu mengatakan, kepolisian yakin pria itu tinggal di tengah-tengah 3.500 imigran, dalam sebuah kamp sementara yang dikenal bernama "Hutan". Tahun depan, tempat tersebut akan dijadikan kamp pengungsi resmi oleh pemerintah Perancis dengan 1.500 hunian di dalamnya. Daftar pemantauan teroris berisi 5 ribu nama yang ditandai pihak berwenang saat menjalani pemeriksaan identitas, seperti pengecekan paspor di bandara. Setiap berkas berisi identitas pribadi, foto, alasan mengapa orang tersebut masuk dalam daftar, dan bagaimana menanganinya bila teridentifikasi.
Belum diketahui bagaimana otoritas pertama kali mengetahui keberadaan militan ISIS itu.
Menurut La Voix du Nord, polisi terus bekerja demi melakukan penangkapan. Pejabat wilayah setempat menolak berkomentar, namun membantah laporan sebelumnya yang menyatakan sekitar 40 detektif telah menyusup di antara imigran di Calais untuk mendeteksi potensi tersangka di tengah-tengah mereka.
Sumber polisi lokal juga menyangkal laporan itu, tetapi berujar, "Siapa yang dapat menjamin tidak ada jihadis di antara ribuan orang Suriah yang tiba di Eropa?"
Rabu lalu, badan bantuan imigran di Calais mengatakan bahwa keberadaan tentara jihad di antara imigran "benar-benar mungkin", sebab tidak ada pemeriksaan identitas yang dilakukan di sana.
Namun begitu, ada juga yang skeptis. Claudine, relawan dari badan amal Salaam menampik, "Jika pejuang jihad ingin pergi ke Inggris, dia tidak perlu bersembunyi. Dia pasti punya uang, paspor palsu dan jaringan--tidak seperti kawan-kawan imigran kita di sini yang berjuang untuk mendapatkan penampungan (di Perancis) atau tiba di Inggris."
Saat ini terdapat 3.500 imigran asal Asia dan Afrika yang hidup luntang lantung di kamp yang berlokasi di pinggiran Calais, daerah yang ditoleransi pemerintah lokal, serta 120 perempuan dan anak-anak yang tinggal dalam naungan akomodasi Jules Ferry Centre, yang berada di bekas kamp musim panas anak-anak.
Ratusan imigran lainnya bertahan di dekat jalan raya menuju pelabuhan feri.
Pada malam hari, banyak dari mereka berupaya menerobos Eurotunnel yang berujung di pintu masuk Channel Tunnel untuk naik kereta pembawa truk ke Inggris.
Beberapa hari belakangan, para imigran menyasar Stasiun Calais-Frethun Eurostar, ujung Eurotunnel di Perancis, yang tengah ditingkatkan keamanannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(stu)