Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap tahun Mekkah kedatangan jutaan umat Muslim dari seluruh dunia untuk beribadah. Kota yang menjadi "jantung" agama Islam itu mencapai puncak kunjungan jemaah biasanya saat pelaksanaan ibadah haji, yang tahun ini jatuh pada 24 September 2015.
Namun kekhidmatan ibadah tahun ini sedikit terganggu akibat adanya tragedi. Alat berat di sisi timur Masjidil Haram, masjid terbesar dengan kakbah di dalamnya, jatuh akibat badai, Jumat (11/9) sore waktu setempat. Tragedi itu menewaskan 87 orang, dan lebih dari 180 orang luka-luka.
Keberadaan alat berat itu memang dalam rangka pembangunan Masjidil Haram. Beberapa tahun terakhir, Masjidil Haram memang sedang melakukan beberapa renovasi untuk perluasan. Tujuannya apa lagi jika bukan menyiapkan diri menyambut kedatangan jutaan umat Muslim saat ibadah haji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Reuters, tahun lalu Mekkah sampai mengurangi kuota jemaah haji atas alasan keamanan. Pekerjaan pembangunan Masjidil Haram belum siap untuk menampung banyak jemaah, kala itu.
Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan banyak uang untuk memperlebar Masjidil Haram, memoles fasilitas tempat ibadah, juga memperbaiki sistem transportasi demi kenyamanan jemaah. Sebab, sebelumnya Mekkah sudah pernah terkena tragedi.
Pada 2006, ratusan jemaah meninggal karena kecelakaan bus di Jembatan Jamaraat. Sebelumnya, pada 1990 ribuan meninggal dalam tragedi runtuhnya Terowongan Mina. Mengutip USA Today, berikut beberapa riwayat tragedi di Mekkah yang membuat pemerintah setempat menggenjot pembangunan.
 Masjidil Haram "dikepung" alat berat bangunan. (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh) |
2 Juli 1990Runtuhnya Terowongan Mina menewaskan 1.426 jemaah
23 Mei 1994Tragedi saat lempar jumroh menewaskan 270 jemaah
9 April 1998Tragedi di Jembatan Jamaraat menewaskan 118 jemaah
5 Maret 2001Tragedi saat lempar jumroh menewaskan 35 jemaah
11 Februari 2003Tragedi lempar jumroh menewaskan 251 jemaah
12 Januari 2006Kecelakaan bus di Jembatan Jamaraat menewaskan 340 jemaah
(rsa/rsa)