Mekkah, CNN Indonesia -- Cuaca buruk yang disertai angin kencang diperkirakan masih akan menghantam Kota Suci Mekkah di Arab Saudi hingga Selasa besok. Sebelumnya angin kencang ini disebut sebagai biang keladi robohnya crane yang menimpa Masjidil Haram, menewaskan 107 orang.
Diberitakan Arab News, Minggu (13/9), Badan Meteorologi dan Lingkungan Arab Saudi, PME, mengatakan peringatan cuaca serupa telah disampaikan Kamis lalu, sehari sebelum crane roboh diterpa angin.
"Langit berawan dan hujan petir, disusul dengan angin kencang yang membawa debu sekitar 50 kilometer per jam, diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari terakhir," kata juru bicara PME Hussein Al-Qahtani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angin yang merobohkan crane pada Jumat lalu mencapai 60 kilometer per jam, kata Qahtani.
"PME telah memberikan peringatan cuaca buruk sebelumnya. Kami memberi informasi kepada badan khusus di beberapa wilayah Kerajaan secara rutin dan ketika ada situasi darurat," lanjut dia.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah mengunjungi lokasi bencana di Masjidil Haram pada Sabtu kemarin. Dia juga menyampaikan belasungkawa dan mengunjungi para korban di rumah sakit serta memerintahkan penyelidikan atas kasus tersebut.
Jutaan orang dari seluruh dunia berkumpul di Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Insiden kali ini bukan yang pertama menimpa para jemaah haji. Tragedi sebelumnya terjadi pada 2006 saat lebih dari 306 jemaah tewas terinjak di Mina saat sedang melempar jumroh.
Kendati penuh dengan risiko, namun tidak menyurutkan semangat para jemaah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
"Kejadian ini mengingatkan saya untuk tetap beriman pada Allah dan meyakini bahwa saya tidak akan meninggal jika belum waktunya, baik itu di Masjidil Haram atau saat tidur dengan tenang di ranjang," kata seorang jemaah dari Texas, Amerika Serikat, Faten Abdelfattah, 32.
Faten juga percaya kejadian Jumat lalu akan membuat Kerajaan Saudi lebih hati-hati dalam hal keamanan sehingga membuat jemaah lebih tenang.
"Saya lebih tenang setelah tahu mereka mencegah jemaah masuk (ke Masjidil Haram) untuk memeriksa alat-alat konstruksi. Saya yakin mereka mementingkan para jemaah," lanjut Faten.
(den)