Ke AS, Menlu Retno Persiapkan Pertemuan Jokowi dan Obama

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 17 Sep 2015 15:36 WIB
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dijadwalkan akan bertemu bulan depan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pada 21-22 September mendatang.

Salah satu agenda pertemuan ini adalah membicarakan persiapan pertemuan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, bulan depan.

"Salah satu yang akan dibicarakan dalam Joint Commision Meeting (JMC) adalah persiapan rencana kunjungan Presiden RI ke AS Bulan depan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (17/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Tata, demikian Arrmanatha akrab disapa, persiapan sebenarnya sudah dilakukan dari jauh hari. Saat bertemu, kedua menlu akan memantapkan segala persiapan.

Selain itu, dalam JMC ini, kedua menlu juga akan membicarakan evaluasi program kerja sama dan rencana hubungan bilateral selanjutnya, termasuk ranah ekonomi.

"Kerja sama kita dengan Amerika itu mencapai US$27 miliar pada 2014. Investasi mereka juga mencapai US$2,4 miliar pada 2014 lalu. Wisatawan AS ke Indonesia ada 230 ribu, dan ada 127 ribu WNI di Amerika," papar Tata.

Di samping masalah bilateral, kedua menlu juga akan membicarakan isu global, seperti konflik Suriah dan ancaman ISIS.

Selain di JMC, Retno juga akan membawa isu global ini ke meja diskusi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan diselenggarakan di New York pada 25 September mendatang.

"Di sana akan ada banyak pertemuan, dimulai dari pertemuan informal sejak 23-24 September. Dalam sidang sendiri, ada pembicaraan mengenai 17 target pembangunan dunia," kata Tata.

Masalah pengungsi Suriah dan ISIS juga tak luput dari perhatian sidang Majelis Umum PBB ini. Indonesia sendiri, kata Tata, akan memberikan sikap resmi terkait hal ini.

"Sikap kami adalah, pertama hentikan perang senjata. Mendorong proses rekonsiliasi inklusif karena masalah pengungsi ini masalah utamanya adalah kekerasan dan konflik di daerah asal," ucap Tata.

Delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, yang juga akan menghadiri serangkaian pertemuan.

"Setidaknya ada enam pertemuan besar dan bilateral ada empat, mungkin akan lebih. Ibu Menlu sendiri akan bertemu dengan 40 Menlu selama 2 minggu dan 30 pertemuan untuk menyampaikan pernyataan," kata Tata. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER