Dubes Inggris Ingin Indonesia Jadi Contoh Atasi Ekstremisme

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2015 17:35 WIB
Dubes Inggris untuk Indonesia mengaku takjub dengan cara Indonesia menangani ekstremisme dan berharap ke depan Indonesia mau berbagi pengalaman dengan Inggris.
Dubes Inggris untuk Indonesia mengaku takjub dengan cara Indonesia menangani ekstremisme dan berharap ke depan Indonesia mau berbagi pengalaman dengan Inggris. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Inggris untuk Republik Indonesia Moazzam Malik berharap Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam mengatasi ekstremisme.

Malik menyebutkan bahwa ada risiko ekstremisme di Indonesia, seperti halnya di Inggris dan hampir semua negara di seluruh dunia.

"Ini masalah yang tidak bisa diatasi sendiri, jadi harus kerja sama antara negara-negara sahabat," ujar Malik di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/6), setelah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karenanya, Malik berharap Indonesia bisa berbagi pengalaman dengan Inggris, dan negara lainnya untuk mengatasi ekstremisme.

"Saya juga berharap Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain, karena ada banyak negara yang belajar cara Indonesia untuk kendalikan risiko (ekstremisme) itu dengan lebih tepat," kata dia.

Selain berbincang soal ekstremisme, pria keturunan Pakistan ini juga mengaku telah berbicara dengan Presiden Jokowi tentang hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris, serta beberapa ide untuk memperdalam dan mempererat hubungan kedua negara, khususnya dalam bidang bisnis, investasi, isu maritim, dan pendidikan.

"Karena Inggris punya banyak perusahaan yang siap investasi di Indonesia. Ada juga banyak universitas yang terbaik di dunia, empat dari sepuluh terbaik dunia ada di Inggris, 20 dari 100 terbaik dunia terletak di Inggris," ujar Malik.

"Jadi kami berdiskusi bagaimana Inggris bisa mendukung rencana Bapak Presiden untuk pembangunan Indonesia," kata Malik.

Tak hanya berbincang urusan bilateral kedua negara, Malik yang seorang Muslim menyempatkan diri untuk menjalankan ibadah salat Jumat bersama Presiden Joko Widodo di Masjid Baiturrahim yang terletak tepat di samping Istana Merdeka. 

Namun, ketika ditanya apakah dalam pertemuan itu membahas soal seorang wanita asal Inggris yang menjadi terpidana mati kasus narkoba, Lindsay Sandiford, Malik enggan memberi komentar.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa kedatangan Malik sekaligus untuk membahas rencana kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron ke Indonesia pada akhir Juli 2015 mendatang.
(ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER