Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok miltan Jabhat al-Nusra atau Front Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaidah beserta sekutunya mengeksekusi setidaknya 56 tentara rezim Suriah di bandara militer yang baru mereka rebut di barat laut negara itu.
Rami Abdel Rahman, direktur kelompok HAM Syrian Obsevatory mengatakan pada Sabtu (19/9) bahwa tentara yang dieksekusi itu adalah tawanan sebelum mereka dieksekusi di bandara Abu Duhur, Provinsi Idlib.
Dikutip dari Al Arabiya, Nusra saat ini memimpin aliansi dengan beberapa kelompok militan lain, membentuk pasukan yang disebut “Tentara Penaklukan”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Observatory mengumpulkan data dari sumber-sumber mereka di lapangan, dan mengatakan bahwa eksekusi berlangsung pada awal pekan lalu, setelah tentara sekutu militan merebut bandara militer itu pada 9 September.
Ketika menyerbu Abu Duhur, mereka membunuh tentara rezim Presiden Bashar al-Assad dan menyandera beberapa lainnya.
Aliansi militan di bawah Nusra sudah merebut sebagian besar wilayah di Provinsi Idlib kecuali Fuaa dan Kafraya, dua desa yang masih berada di bawah kontrol Assad dan dihuni oleh mayoritas Muslim Syiah.
Pasukan aliansi menyerang dua desa itu pada Jumat, meledakkan setidaknya sembilan bom mobil, tujuh diantaranya adalah bom bunuh diri.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 21 tentara Assad dan 17 militan.
Abdel Rahman mengatakan satu dari pelaku bom bunuh diri berhasil masuk ke Fuaa dan membunuh tujuh warga sipil, termausuk dua anak-anak.
Pertempuran di dua desa itu, dilaporkan masih terus berlangsung hingga Sabtu.
(stu)