Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi istri seorang militan di Suriah tidak seindah yang dipropagandakan. Mereka harus menguasai berbagai kemampuan, termasuk pertolongan pertama, dan selalu dihantui oleh ancaman serangan lawan.
Setidaknya ini yang disampaikan oleh seorang istri militan dalam akun Twitternya, seperti yang dikutip dari situs intelijen SITE, Rabu (16/9). Tidak disebutkan dari kelompok militan mana suaminya, namun diduga kuat dari Al-Nusra, afiliasi al-Qaidah di Suriah.
Akun bernama Mami Bugis ini menuliskan kehidupan istri seorang militan yang penuh bahaya dalam bahasa Inggris yang fasih. Bahkan, dia mengaku harus pindah kota setelah tempat tinggalnya dibombardir oleh jet dan helikopter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saudariku, kehidupan di sini tidak semudah yang kalian kira. Kalian harus selalu waspada dan
multi-tasking. Kalian harus menguasai beberapa kemampuan dasar," tulis @mamibugis.
 Dok. Twitter @mamibugis |
Kemampuan dasar yang dimaksud adalah memasak, menjahit, pertolongan pertama dan pengobatan alternatif seperti bekam.
"Belajar untuk berkemas dalam waktu singkat dengan tas yang terbatas. Lebih baik jika bisa mendirikan tenda (dengan mandiri)," lanjut @mamibugis.
Seluruh kemampuan dasar ini diperlukan di saat situasi perang di Suriah. Al-Nusra merupakan musuh bebuyutan rezim Bashar al-Assad dan rival dari ISIS yang menguasai sebagian Suriah dan Irak.
Kelompok perlawanan ini kerap menjadi sasaran tembak tentara Assad. Mami Bugis mengaku harus mengevakuasi diri setelah desanya dibombardir.
"Desa saya dibombardir oleh jet dan helikopter, jadi kami disarankan evakuasi. Saya telah berada di tempat baru ini selama lebih dari satu bulan dan saya rindu desa saya," tulis dia.
Selain dipenuhi dentum meriam dan desingan peluru, kehidupan istri militan ini tidak ubahnya wanita lainnya di seluruh dunia, yaitu gemar memasak dan makan buah.
 Dok. Twitter @MamiBugis |
(den)