Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang pemilihan umum presiden Amerika Serikat pada 2016 mendatang, negara Paman Sam tersebut dibanjiri gelombang baru Islamofobia.
Diberitakan Reuters, fenomena tersebut muncul akibat pernyataan-pernyataan kontroversial dari dua kandidat calon presiden Partai Republik, Donald Trump dan Ben Carson.
"Cukup membuat masalah ketika seseorang yang ingin menjadi presiden membuat klaim semacam itu," ujar seorang warga Palestina-Amerika, Zuhair Shaath merujuk pada pernyataan Carson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Minggu (20/9), Carson mengatakan bahwa seorang Muslim seharusnya dilarang ikut berlaga dalam bursa capres. Dalam kampanyenya, ia berkata tidak akan mendukung maupun menolak jika ada seorang Muslim mengajukan diri menjadi presiden.
Namun tak berapa lama, Carson mengatakan bahwa ia terbuka bagi kandidat Muslim yang ingin melawan Islam radikal.
Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam, Nihad Awad, mendorong pencabutan nama Carson dari bursa bakal capres karena ia dianggap tak pantas memimpin. "Pandangannya inkonsisten dengan Konstitusi Amerika Serikat," katanya.
Pernyataan Carson tersebut juga dinilai membuat suasana kian keruh setelah Trump tak mengoreksi pernyataan salah satu pendukungnya yang menyatakan bahwa Presiden AS, Barack Obama, adalah seorang Muslim.
Trump akhirnya memberikan klarifikasi bahwa ia tidak berkewajiban memperbaiki pernyataan anggota audiensi.
"Isu yang lebih besar adalah Obama mengobarkan perang melawan kaum Kristen di negara ini. Orang Kristen butuh dukungan di negara ini. Kebebasan beragama menjadi taruhannya," kata Trump.
Banyak umat Muslim AS mengaku takut pernyataan-pernyataan tersebut dijadikan alat untuk melicinkan langkah Trump menuju kursi capres.
Komentar tersebut dilontarkan setelah seorang bocah Muslim berusia 14 tahun, Ahmed Mohamed, ditahan dengan borgol membelenggu tangannya lantaran membawa jam kreasi sendiri. Gurunya mengira Mohamed membawa bom.
Di Islamic Institute of Orange County, kompleks masjid dan sekolah di Anaheim di California, ketegangan mulai memuncak sejak peringatan 14 tahun tragedi 9/11 tahun ini.
Sekelompok pria kulit putih meneriaki para ibu dan anaknya yang baru saja tiba di pusat keagamaan tersebut dan menyebut mereka adalah pengecut yang seharusnya tidak tinggal di Amerika.
Mayoritas umat Muslim di AS yang mencapai angka 2,8 juta jiwa menganggap ketegangan tersebut dapat bertambah parah ketika para bakal capres berkampanye dengan nada menyinggung nilai-nilai Islam.
(stu)