Skandal VW dan Peran Politisi Jerman di Industri Otomotif

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 27 Sep 2015 04:10 WIB
Industri mobil Jerman memiliki pengaruh besar terhadap para politisi sehingga banyak kebijakan pemerintah dibuat untuk kepentingan industri ini.
Volkswagen adalah salah satu produsen mobil Jerman yang memiliki pengaruh pada kebijakan yang dibuat pemerintah Jerman. (Reuters/Lucy Nicholson)
Berlin, CNN Indonesia -- Di awal karir politiknya, Angela Merkel mendapat pelajaran bahwa mensasar industri mobil Jerman memiliki risiko.

Hal ini terjadi pada 1995, dan menteri lingkungan yang baru ditunjuk itu mencoba meyakinkan rekan-rekan satu kabinet untuk mendukung satu peraturan baru antiasap polusi termasuk pembatasan kecepatan dan larangan mengendarai di musim panas.

Tetapi Matthias Wissman, menteri transportasi yang dekat dengan industri, tidak mau menerimanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mempertanyakan apakah langkah-langkah yang diajukan Merkel ini bisa mengurangi tingkat polusi dan bertekad melawan setiap upaya menetapkan pembatasan kecepatan di Autobahn.

Biografi Gerd Langguth yang diterbitkan 2010 menyebut argumentasi Wissman diterima oleh kabinet, dan membuat Merkel menangis.

Bagi menteri muda yang ambisius dari wilayah komunis Timur, hal itu menjadi pembelajaran mengenai permainan politik di Jerman bersatu.

Setelah masa itu, banyak yang berubah. Merkel sekarang memasuki masa jabatan ketiga sebagai kanselir Jerman. Wissman menjadi ketua Verband der Automobil industrie, VDA, kelompok lobi pembuat mobil Jerman yang sangat berpengaruh.

Tetapi satu hal yang belum berubah: kekuasaan industri mobil dalam politik Jerman.

Hubungan yang oleh sebagian kalangan disebut saling berdampingan dan sedikit bersinggungan ini, sekarang menjadi sorotan ketika Volkswagen, produsen mobil terbesar Jerman, terseret dalam skandal emisi yang memaksa direktur utamanya, Martin Winterkom, mundur dan harga sahamnya di bursa jatuh.

Tidak ada indikasi bahwa para politisi Jerman mengetahui VW memanipulasi uji coba emisi dieselnya. Merkel dan para menteri utama menyatakan terkejut dan marah, serta mendesak VW untuk segera mengatasinya.

Tetapi pihak berwenang di Jerman dan negara lain Eropa selama bertahun-tahun tahu tentang keberadaan perbedaan antara nilai emisi yang diukur dengan tes di laboratorium resmi dan yang sebenarnya tercatat di lapangan.

Namun, pengkritik mengatakan, Berlin berusaha keras melindungi produsen mobil negara itu dari upaya penyelidikan lebih rinci, dan dalam perseteruan besar dengan mitra Eropa dua tahun lalu terkait sasaran emisi yang lebih ketat.
Kanselir Angela Merkel belajar mengenai kedekatan industri mobil Jerman dan politisi ketika menjabat menteri lingkungan. (Reuters/Fabrizio Bensch)
Merkel menyatakan posisi itu perlu untuk melindungi tenaga kerja di sektor industri otomotif.

Sebagian pihak memandang skandal VW ini gejala dari masalah yang lebih dalam, dimana perusahaan mobil Jerman dibiarkan bertindak sesuka mereka tanpa rasa khawatir akan langkah balasan dari Berlin.

“Skandal Volkswagen merupakan peringatan tajam bagi para politisi,” kata Christina Deckwirth dari Lobby Control di Berlin. “Skandal itu memperlihatkan bahwa mereka harus mengurangi upaya melindungi industri otomotif dan lebih mengawasi mereka.”

Contoh Baik

Ada banyak alasan Berlin sangat melindungi perusahaan-perusahaan mobil Jerman.

Industri ini memperkerjakan lebih dari 750 ribu tenaga kerja di Jerman, dan menjadi contoh kepiawaian rekayasa teknik Jerman, dan jauh di atas sektor-sektor lain dalam perekonomian negara itu.

Pada 2014, tiga produsen mobil terbesar, Volkswagen, Daimler dan BMW, meraih pendapatan 413 miliar euro, jauh lebih besar dari anggaran pemerintah federal Jerman sebesar di bawah 300 miliar euro.

Fakta ini membuahkan hubungan baik antara industri otomotif dan politisi.

Pelobi utama Wissmann adalah tokoh veteran di partai Persatuan Demokrat Kristen, CDU, partai Angela Merkel, dan meski 20 tahun lalu bentrok di kabinet memiliki hubungan dekat dengan Merkel.

Pelobi utama Daimler adalah Eckart von Klaeden, seorang politisi senior CDU yang pernah bekerja sebagai bawahan Merkel dan kepindahannya tiba-tiba ke pembuat Mercedes pada 2013 itu memicu penyelidikan oleh jaksa penuntut Berlin dan membuahkan peraturan baru yang disebut periode “memisahkan diri”.
Mercedes Benz yang diproduksi Daimler, bersama dengan Volkswagen dan BMW adalah tiga produsen mobil terbesar di Jerman. (Reuters/Danish Siddiq)
Pendahulunya di Daimler adalah Martin Jaeger, kini juru bicara Menteri Keuangan Wolfgang Schauble.

Hubungan itu juga terjadi dengan partai politik lain. Thomas Steg, mantan juru bicara kanselir Gerhard Schroeder dari Partai Sosial Demokrat, SPD, mengepalai departemen urusan pemerintah di Volkswagen.

Bahkan mantan menteri luar negeri Joschka Fischer dari partai Hijau pernah menjadi bintang iklan BMW beberapa tahun lalu.

Hubungan politik sangat kuat di Volkswagen, yang struktur pemegang saham rahasianya dibeberkan dalam “Hukum Volkswagen” yang dibuat pada 1960 dan berulangkali diajukan ke depan hukum di tingkat Eropa.

Hukum itu melindungi perusahaan ini dari upaya pembelian oleh pihak lain dan memiliki pengaruh di Lower Saxony, satu negara bagian di Jerman tengah yang memiliki 20 persen saham VW, dan menjadi batu loncatan bagi banyak politisi ke arena politik nasional.

Menteri Utama Lower Saxony, yang duduk di dewan komisaris VW antara lain Schroeder, yang memiliki julukan “Kanselir Mobil”, Wakil Kanselir saat ini Sigmar Gabriel dan mantan Presiden Christian Wulff.

Ketika Schroeder melancarkan upaya reformasi besar-besaran di sektor tenaga kerja Jerman pada 2003, dia menunjuk Peter Hartz, kepala sumber daya manusia VW, untuk menerapkannya.

Beberapat tahun kemudian, Hartz terlibat dalam skandal besar VW lainnya, yang berkisar pada korupsi berupa perjalanan mewah bagi wakil buruh seperti ke rumah bordil. Dia dijatuhi hukuman percobaan dan denda.

Partai-partai oposisi dan pakar industri mengatakan, skandal VW juga mengungkap bahwa upaya pengawasan Jerman tidak bergigi.

Badan pengawas sektor mobil, Otoritas Transportasi Motor Federal, berada di bawah Kementerian Transportasi sehingga muncul pertanyaan mengenai independensi dan kesiapan mengawasi sektor ini.

“Yang terburuk adalah industri otomotif dibiarkan melakukan uji coba sendiri, tidak ada kendali,” ujar Oliver Kirscher, anggota parlemen dari partai Hijau dalam debat parlemen pada Jumat (25/9).

VDA menolak pernyataan bahwa pengendalian lemah dan menyatakan selama bertahun-tahun telah meminta reformasi pada tes emisi “secara intensif dan membangun”.

Pertikaian Emisi

Tidak seperti pendahulunya Schroeder, Merkel tidak memiliki hubungan langsung dengan industri mobil.

Tetapi pandangannya jelas telah berkembang sejak dia menjadi menteri lingkungan di bawah Helmut Kohl.

Pada 2009, beberapa bulan sebelum dia memasuki jabatan kedua sebagai kanselir, Merkel memimpin satu penyelamatan kontroversial terhadap perusahaan mobil Opel.

Langkah ini bertentangan dengan masukan dari menteri ekonomi yang mengatakan anak perusahaan General Motors ini seharusnya dibiarkan bangkrut.

Empat tahun kemudian, menjelang pemilu baru dan di bawah tekanan kuat dari VDA, pemerintah Merkel melobi Brussels secara agresif, bahkan mengancam negara lain agar mendapatkan dukungan, untuk mengendorkan peraturan Eropa mengenai emisi CO2 yang ditentang Daimler dan BMW.

Dalam surat “Yang terhormat Angela” yang bocor di media Jerman, Wissmann mendesak Merkel untuk berjuang untuk menolak target emisi yang lebih ambisius.

“Menurut saya kita harus memastikan dalam upaya melindungi lingkungan, kita tidak merusak industri kita sendiri,” kata Merkel saat itu.
Sektor otomotif Jerman memiliki pendapatan lebih besar dari pada anggaran pemerintah federal Jerman sehingga sangat berpengaruh. (Ilutrasi/Reuters/im Kyung-Hoon)
Beberapa bulan kemudian, dan beberapa minggu setelah Merkel menang untuk ketiga kali, partainya menderima sumbangan 690 ribu euro dari keluarga yang menguasai saham mayoritas BMW.

Berita ini dikecam keras oleh partai-partai oposisi dan media Jerman, namun CDU mengatakan dana itu “tidak ada hubungan dengan keputusan politik apapun”.

Pengkritik mengatakan dengan mengurangi jumlah pabrik mobil mewah dan mengikuti arahan untuk menerapkan target emisi yang lebih ambisius, Berlin tidak mendorong inovasi dan merusak prospek jangka panjang industri ini.

Jerman terlambat mengembangkan mobil listrik dan diperkirakan tidak akan bisa memenuhi sasaran menjual satu juta mobil listrik di akhir dekade ini.

“Hingga kini industri otomotif Jerman selalu dibela oleh para politisi,” kata Klaus Mueller, ketua Federasi Organisasi Konsumen Jerman.

“Sasaran emisi ditetapkan kurang dari tingkat ambisius, dan kesepakatan mengenai peraturan baru tes pun ditunda. Bahkan tidak ada mekanisme untuk mengawasi apakah batas emisi sudah dipenuhi,  dan ini merugikan lingkungan dan konsumen seperti dalam kasus VW ini.” (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER