Joseph Stiglitz Ikut Komite Penasihat Partai Buruh Inggris

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 27 Sep 2015 22:08 WIB
Partai Buruh membentuk komite penasihat yang terdiri dari lima ahli ekonomi termasuk pemenang Nobel Joseph Stiglitz untuk lawan kebijakan penghematan.
Jeremy Corbyn ketua Partai Buruh yang menentang kebijakan penghematan untuk mengatasi krisis ekonomi. (Reuters/Peter Nicholls)
London, CNN Indonesia -- Partai oposisi Inggris mengatakan telah membentuk satu komite penasihat yang meliputi ahli ekonomi AS pemenang Nobel Joseph Stiglitz dan Thomas Piketty dari Perancis untuk membantu kebijakan anti penghematan.

Komite ini akan bertemu setiap tiga bulan sekali dan berada di bawah juru bicara keuangan Partai Buruh, John McDonnel, yang merupakan sekutu ketua partai Jeremy Corbyn.

McDonnel sebelumnya telah mengusulkan rencana menasionalisasi sistem kereta Inggris, menghentikan kekuatan enam pemasok energi listrik terbesar negara itu, dan mencabut tanggung jawab menentukan tingkat suku bunga dari Bank Sentral dan mengembalikannya ke pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Partai Buruh saat ini sedang melaksanakan konperensi di kota Brighton, dan merupakan konperensi pertama sejak Corbyn terpilih sebagai ketua partai setelah menang mutlak dalam pemilihan bulan lalu. Dia mengalahkan calon-calon lain yang lebih terkenal dan beraliran tengah.

Tokoh garis kiri veteran ini menyambut pembentukan komite itu untuk membantu pandangannya menolak langkah-langkah penghematan yang diterapkan oleh Partai Konsrvatif yang berkuasa.

Partai Buruh kalah telak dari partai Konservatif dalam pemilihan parlemen Mei lalu.

“Perekonomian kita harus memberi keamanan bagi semua orang, bukan hanya bagi orang kaya yang jumlahnya sedikit,” kata Corbyn dalam pernyataan tertulis.

Piketty, yang menjadi terkenal dan bukunya mengenai kekayaan dan ketidaksetaraan laku terjual pada 2014, mengatakan gembira bisa ikut dalam komite ini bersama lima ahli ekonomi lain.

“Sekarang ada kesempatan bagus bagi partai Buruh untuk membentuk satu ekonomi politik baru dan segar yang akan memperlihatkan bahwa penghematan tidak berhasil di Inggris dan Eropa,” kata pengarang buku Capital in the Twenty-First Century. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER