Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Iran, Hassan Rouhani menyatakan bahwa perlawanan terhadap berbagai kelompok militan di Suriah, seperti ISIS, menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, menurut Rouhani, pemerintah Presiden Bashar al-Assad "tidak boleh dilemahkan."
"Hal ini tidak berarti bahwa pemerintah Suriah tidak perlu reformasi. Tentu saja (reformasi diperlukan)," kata Rouhani di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Minggu (27/9), dilansir dari Reuters.
Amerika Serikat dan berbagai sekutu Barat menilai Assad harus lengser dari pemerintahan Suriah, sebagai upaya untuk menciptakan perdamaian di negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rouhani menilai melengserkan Assad dari kursi kepresidenan justru akan menjadikan Suriah sebagai surga bagi para ekstremis.
Ia memaparkan bahwa diskusi soal reformasi politik di Suriah seharusnya terjadi ketika sudah tidak ada ancaman ekstremisme lagi di negara itu.
Selain itu, Rouhani menilai bahwa koalisi serangan udara pimpinan AS ke sejumlah markas ISIS di Suriah tidaklah cukup untuk memberangus kelompok militan itu.
Rouhani menyatakan bahwa upaya mengalahkan militan "tidak cukup melalui operasi udara saja."
Rouhani juga menyebut bahwa Rusia "siap untuk memerangi terorisme" dan memiliki keinginan yang sama untuk mengalahkan ancaman ISIS.
"Jika prioritas utama tidak untuk mengalahkan terorisme, kita membuat kesalahan besar," kata Rouhani.
Dia menambahkan bahwa posisi Rusia dan Iran "hampir identik" dalam memerangi terorisme di Suriah.
Rouhani menyatakan bahwa kegagalan mengalahkan ISIS dan mendesak Assad untuk lengser dari pemerintahan bukan tidak mungkin dapat mengakibatkan semakin kuatnya kelompok militan hingga dapat menguasai ibu kota Damaskus.
Secara terpisah, kantor berita Iran, IRNA menyatakan Rouhani akan mempersingkat kunjungannya ke New York dan kembali ke Teheran untuk menghadiri pemakaman jemaah haji asal Iran yang tewas dalam tragedi di Mina, Arab Saudi pekan lalu.
Insiden itu ketika para jemaah berdesak-desakan dan terinjak-injak saat akan melontar jumlah. Insiden di Mina menewaskan setidaknya 769 jemaah haji dari berbagai negara, termasuk 144 jemaah asal Iran.
"Beberapa pertemuan dan program yang telah dijadwalkan akan dibatalkan dan dia kembali (ke Teheran) pada Senin sore," bunyi laporan di kantor berita IRNA, mengutip pejabat senior kantor kepresidenan Iran yang tak disebutkan namanya.
(stu)