Jet Tempur Rusia Siap Serang di Suriah, AS Kian Resah

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2015 12:23 WIB
Perangkat tempur yang diturunkan Rusia terlalu canggih untuk menyerang ISIS di darat. AS khawatir, Rusia akan mengganggu misi tempur koalisi di negara itu.
Citra satelit menunjukkan armada Rusia di pangkalan udara Suriah di wilayah Latakia. (Reuters/www.Stratfor.com/Digital Globe)
Washington, CNN Indonesia -- Armada tempur udara Rusia telah matang melakukan persiapan di Suriah dan siap melakukan penyerangan kapan saja. Namun ada pertanyaan besar soal target sebenarnya pasukan Rusia yang membuat Amerika Serikat resah.

Hal ini disampaikan dalam laporan intelijen pejabat Amerika Serikat yang enggan disebut namanya, dikutip dari CNN, Selasa (29/9). "Mereka bisa mulai kapan saja. Mereka sudah siap," kata pejabat tersebut.

Rusia telah menerbangkan jet mereka untuk mengenal medan di Suriah selama beberapa hari terakhir, ujar pejabat ini. Selain itu, pesawat nirawak atau drone Rusia juga telah mengumpulkan informasi target yang diperlukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat jet tempur Rusia SU-34 Fullback telah ditempatkan di pangkalan udara Bassel al-Assad dekat Latakia, dan lebih dari 600 tentara Rusia juga disiagakan di tempat itu.

Rusia sama sekali tidak mengungkapkan strategi mereka serta kapan serangan akan dilancarkan. AS khawatir langkah Rusia akan membahayakan misi koalisi dalam menghancurkan ISIS di Suriah dan Irak. AS takut, mereka akan bentrok dengan Rusia di udara.

Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Ashton Carter telah memerintahkan stafnya membuka komunikasi dengan Rusia untuk koordinasi agar bentrok dengan koalisi di lapangan bisa dihindari.

Diperkirakan dalam beberapa hari ke depan pejabat pertahanan kedua negara akan melakukan pertemuan untuk membicarakan masalah ini.

Cook mengatakan kedua negara telah menegaskan komitmen yang sama di Suriah, yaitu untuk memerangi ISIS. Namun Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin silang pendapat soal siapa yang mereka bela.

AS bersikeras tidak akan membela pemerintah Bashar al-Assad, sementara Rusia menyatakan akan mendukung rezim Suriah tersebut.

Amerika pantas untuk khawatir. Pasalnya menurut pejabat AS, perangkat militer yang dikerahkan Rusia sangat janggal untuk penyerangan target ISIS di darat.

Pejabat ini mengatakan, Rusia menurunkan armada yang terlalu canggih untuk menyerbu markas teroris. Jet tempur Rusia itu memiliki pertahanan yang sangat baik dan biasa diturunkan untuk serangan udara-ke-udara. Sedangkan ISIS sejauh ini, sama sekali belum menunjukkan kemampuan tempur di angkasa.

"Saya tidak pernah melihat ISIS menerbangkan pesawat, sampai harus menurunkan kemampuan udara-ke-udara yang canggih. Kemampuan pertahanan udara canggih ini bukan untuk ISIS. Mereka jelas mengincar hal lain," ujar pejabat AS.

Selain jet tempur, intelijen AS juga mencatat persiapan senjata berat Rusia untuk melancarkan serangan ke Suriah. Rusia disebut sudah menempatkan pengebom jarak jauh di perbatasan paling selatan mereka, memungkinkan Kremlin menembak sasaran di Suriah dari lokasi tersebut.

Selain itu, sistem peluncur roket ganda sudah dikemas dan siap dikirim dari pelabuhan Rusia. Rusia dan Suriah juga telah membentuk pusat koordinasi di provinsi Hamah, yang sampai saat ini tujuannya masih samar.

Pemerintah Putin juga mengirimkan drone di barat daya Idlib, Hamah dan Latakia untuk mengumpulkan data-data intelijen, kendati wilayah itu sama sekali tidak dekat dengan daerah yang dikuasai ISIS.

Beberapa pekan terakhir, Rusia juga telah memindahkan tank, artileri dan kendaraan lapis baja ke Suriah. Sama seperti yang lain, taktik penggunaan persenjataan ini juga tidak diketahui AS.

CNN menuliskan, adanya informasi soal perpindahan senjata dari Rusia ke Suriah membuat AS mulai resah dan melakukan pengumpulan data satelit dan intelijen untuk memantau setiap pergerakan Rusia. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER