Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun Paus Fransiskus sudah turun tangan meminta pengampunan, negara bagian Amerika Serikat, Georgia, akhirnya tetap mengeksekusi mati seorang terpidana perempuan untuk pertama kalinya setelah 70 tahun.
"Pukul 12.21, pengadilan menginstruksikan eksekusi Kelly Gissendaner sesuai dengan hukum negara. Ia telah membuat pernyataan terakhir dan meminta doa," ujar juru bicara Lembaga Pemasyarakatan Georgia seperti dikutip Channel NewsAsia.
Didakwa pada 1998, Kelly merupakan satu-satunya perempuan yang dijatuhi hukuman mati di Georgia setelah 70 tahun. Ia juga merupakan wanita ke-16 yang dieksekusi di AS setelah Mahkamah Agung memberlakukan kembali hukuman mati pada 1976.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelly didakwa atas tuduhan melakukan konspirasi bersama mantan kekasihnya, Gregory Owen, untuk membunuh suaminya, Douglas Gissendaner, demi mendapatkan polis asuransi.
Owen mengaku memukuli dan menikam Douglas agar pembunuhan tersebut terlihat seperti aksi perampokan. Kelly menunggu di dalam mobil sambil memantau Owen melakukan aksinya.
Mantan kekasih Kelly tersebut melakukan negosiasi permohonan kesepakatan dengan jaksa penuntut dan akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan kemungkinan grasi setelah 25 tahun.
Namun, Kelly menolak tawaran tersebut sehingga kasusnya dibawa ke persidangan. "Hasilnya menunjukkan salah satu kecacatan mendasar dalam hukuman mati. Ini dilakukan sewenang-wenang," kata Direktur Eksekutif Amnesty International, Steven Hawkins.
Tak hanya berbagai kelompok pejuang hak asasi manusia, Paus Fransiskus pun ikut menyerukan penghentian hukuman mati secara global kepada Kongres AS pekan lalu.
Perwakilan pribadinya, Uskup Agung Carlo Maria Vigano, pada Selasa mengirimkan surat ke badan grasi berisi permintaan darurat untuk mengubah putusan Kelly menjadi, "Hukuman yang mengekspresikan keadilan sekaligus pengampunan."
"Tolong yakin dengan doa saya yang Anda percaya merupakan permintaan dari Paus Fransiskus yang saya yakini hanyalah aksi pengampunan," tulis Vigano.
Sebelumnya, pendukung Kelly juga mengatakan bahwa kerabat mereka tersebut sudah berubah dan dekat dengan Tuhan sejak dijebloskan ke penjara.
Bulan lalu, putri dan dua putra Kelly juga meminta pihak berwenang untuk membebaskan ibunya dari hukuman mati.
"Kami sudah kehilangan ayah kami. Kami tidak bisa membayangkan kehilangan ibu kami juga," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
(den)