Suriah: Militer Rusia Akan Bawa Perubahan Besar dalam Perang

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2015 19:09 WIB
Seorang sumber militer Suriah mengatakan bahwa dukungan Rusia akan membawa perubahan besar dalam empat tahun perang sipil tak berkesudahan di negaranya.
Ilustrasi pesawat tempur Rusia. (Norwegian NATO Q)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang sumber militer Suriah yang enggan diungkap identitasnya mengatakan bahwa dukungan Rusia akan membawa perubahan besar dalam empat tahun perang sipil tak berkesudahan di negaranya.

"Tentu saja akan ada perubahan besar dalam ranah pembangunan, dengan mengutamakan teknologi dan persenjataan yang dimiliki Rusia, terutama untuk pemantauan dan mengidentifikasi target," ujar sumber tersebut.

Diberitakan Reuters, Kamis (1/10), sumber tersebut kemudian menjabarkan bahwa perubahan besar tersebut dapat terjadi karena teknologi Rusia yang mutakhir untuk membidik lokasi kelompok teroris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin perubahan terbesar yang akan terjadi adalah melalui kemampuan Rusia untuk mengidentifikasi koordinat lokasi kelompok-kelompok teroris, terutama markas-markas pemimpin mereka dan pergerakan mereka," katanya.

Rusia sendiri telah melancarkan serangan udara pertama ke Suriah hari ini, Kamis (1/10), setelah parlemen memberikan kewenangan bagi pemerintah Presiden Vladimir Putin untuk mengerahkan kekuatan militer negara ke luar negeri.

Di Suriah sendiri sudah beroperasi koalisi serangan udara di bawah komando Amerika Serikat untuk menggempur ISIS.

"Jika ada penyatuan koalisi, yang saya ragukan, atau pada akhirnya ada dua koalisi, satu Amerika dan satu Rusia, mereka harus mengoordinasikan aksi mereka," kata ahli militer, Ivan Konovalov.

AS dan Rusia satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Bashar al-Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.

Guna menghindari konflik, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, sepakat mengadakan diskusi militer dadakan.

Lavrov menyatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Moskow akan membangun kerja sama dengan koalisi serangan udara pimpinan AS. Lavrov menyatakan bahwa Rusia menyoroti perlunya "membangun saluran komunikasi untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan."

Kerry menyetujui hal ini dan menambahkan bahwa pembicaraan kedua negara akan terjadi "sesegera mungkin, bahkan mungkin pada (Kamis)." (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER