MSF Bantah Taliban Menyerang dari Rumah Sakit di Afghanistan

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 04 Okt 2015 16:22 WIB
Kelompok MSF membantah Taliban menyerang dari rumah sakit mereka hingga memicu serangan udara AS ke rumah sakit itu, yang menyebabkan sedikitnya 19 tewas.
Ahli bedah MSF bekerja di rumah sakit setelah serangan udara AS menghantam rumah sakit tersebut dan menewaskan sedikitnya 19 orang pada Sabtu (3/10). (Medecins Sans Frontieres/Handout via Reuters)
Kabul, CNN Indonesia -- Medecins Sans Frontieres (MSF) atau Doctors Without Borders membantah bahwa militan Taliban melancarkan serangan dari rumah sakit yang dikelola kelompok bantuan medis itu ke arah pasukan Afghanistan dan NATO, sebelum serangan udara AS menghantam rumah sakit dan menewaskan setidaknya 19 orang.

Insiden yang terjadi pada Sabtu (3/10) di Kunduz terjadi setelah Taliban mengambil alih kota di utara Afghanistan itu hampir seminggu lalu. Pasukan Afghanistan dibantu oleh serangan udara AS berhasil merebut kembali kota itu empat hari lalu, namun pertempuran masih terus terjadi di beberapa tempat.

Sembilan belas orang yang tewas termasuk pasien dan staf rumah sakit, sementara 37 lainnya dilaporkan tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer AS di lain pihak mengatakan serangan udara berasal dari “sekitar" rumah sakit, saat mereka menargetkan gerilyawan Taliban yang langsung menyerang personel militer AS.

Pemerintah AS berjanji melakukan penyelidikan penuh atas insiden ini sementara kepala badan hak asasi manusia PBB mengatakan pemboman itu bisa dianggap sebagai kejahatan perang. (Baca: Serangan AS Hancurkan RS di Afghanistan, 16 Orang Tewas)

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Barack Obama menyampaikan belasungkawa kepada para korban.

Di Kabul, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan pejuang Taliban telah menyerang rumah sakit dan menggunakan gedung itu "sebagai perisai manusia".

Tapi MSF membantahnya.

"Pintu-pintu gerbang kompleks rumah sakit ditutup sepanjang malam sehingga tidak ada satupun yang bukan staf, pasien atau perawat yang berada di dalam rumah sakit ketika pemboman itu terjadi," kata Medecins Sans Frontieres dalam sebuah pernyataan pada Minggu (4/10).

Saksi mata mengatakan pasien terbakar hidup-hidup di tengah hiruk-pikuk rumah sakit setelah serangan udara. Di antara yang tewas tiga orang anak yang sedang dirawat.

Staf MSF menelepon pejabat militer NATO di Kabul dan Washington setelah serangan itu, tetapi bom terus menghujani mereka selama hampir satu jam, seorang pejabat dari kelompok itu mengatakan.

Di lapangan, pejuang Taliban di Kunduz masih bertahan melawan pasukan Afghanistan, meskipun pemerintah mengklaim telah menguasai kembali kota itu.

Kementerian Pertahanan Afghanistan pada Minggu mengucapkan selamat atas kemenangan warga, sementara helikopter militer menjatuhkan 6.000 selebaran yang mendesak orang-orang untuk bekerja sama dengan tentara.

"Jika Anda lihat kendaraan militer yang ditinggalkan atau peralatan di mana saja, serahkan kepada pasukan keamanan," bunyi selebaran itu.

Seorang pejabat koalisi militer di Kabul, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan, “Yang kami tahu adalah bahwa seluruh daerah masih diperebutkan."

Tubuh-tubuh berserakan di jalan-jalan dan orang-orang terlalu takut untuk meninggalkan rumah mereka, kata seorang warga, Gulboddin.

"Anda dapat mendengar suara senjata api di seluruh kota," kata Gulboddin. "Beberapa mayat membusuk."

Rumah sakit kehabisan obat, kewalahan mengobati jumlah pasien yang terus bertambah, kata pejabat kesehatan masyarakat, Sayed Mukhtar. "Tidak ada listrik dan laboratorium rumah sakit tidak bekerja," tambahnya. "Kota ini tidak lagi untuk orang hidup." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER