Jakarta, CNN Indonesia -- Tak banyak cerita tentang kehidupan sebenarnya di Korea Utara, yang bisa terungkap ke luar. Satu dari yang sedikit itu adalah kisah Yeonmi Park, perempuan muda yang membelot dari Korea Utara pada 2007. Saat itu usianya baru 13 tahun.
Di buku memoarnya yang terbit pada 29 September lalu,
In Order to Live: A North Korean Girl's Journey to Freedom, Yeonmi Park banyak bercerita soal pelarian keluar dari Korea Utara bersama ibunya, yang dimulai pada 2007. Dia juga menceritakan kisahnya selama masih tinggal di Korea Utara.
Aktivis HAM yang genap berusia 21 tahun pada Minggu (4/10) kemarin, itu berkata, penurunan perekonomian terbesar di Korea Utara terjadi pada 1990. Saat Uni Soviet terpecah dan Moskow tak mau lagi memakai 'harga pertemanan' untuk komoditas yang diekspor ke Korea Utara. Banyak orang menderita kelaparan dan meninggal dunia karenanya atau karena sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa pemerintahan Kim Jong-il itu, sulit sekali mendapatkan bahan makanan yang layak. Seperti ditulisnya untuk Telegraph, agar bisa bertahan hidup, Park dan keluarganya terpaksa memakan bunga, rumput, dan bahkan capung.
Pelarian mereka dimulai tak lama setelah sang ayah, yang sebelumnya bekerja sebagai PNS di Balai Kota Hyesan, ditangkap dengan tuduhan menjalankan bisnis gelap. Yeonmi Park dan ibunya membujuk seorang pria untuk menyelundupkan mereka ke China, menyusul kakaknya Eunmi. Sebuah perjalanan yang memaksa mereka harus menyusuri sungai Yalu yang beku dan melintasi dua gunung, demi menghindari pasukan keamanan, sebelum sampai di China.
Tapi sesampainya di China, pria yang menolong malah memperkosa ibunya Yeonmi Park. Mereka berdua terpaksa tinggal sementara di rumah sang pria dan di sana, kata Yeonmi Park, ibunya diperkosa berkali-kali. “Ketika pria itu memaksa ibu ke lantai dan memperkosanya, itulah perkenalan saya dengan seks,” kata Park, seperti dikutip Daily Mail. “Itu mimpi buruk.”
Setelah dua tahun, akhirnya Park dan ibunya dilepas. Mereka melarikan diri ke Mongolia lalu terbang ke Korea Selatan atas bantuan para misionaris di China dan Korea Selatan. Pada April 2014, mereka bertemu juga dengan sang kakak, Eunmi.
Sejak bebas dari Korea Utara, Yeonmi Park banyak bercerita soal kondisi di Korea Utara maupun soal pelariannya. Pidatonya di One Young World Summit pada 2014 di Dublin, Irlandia, ditonton lebih dari dua juta orang di situs berbagi video YouTube.
(ded/ded)