Oregon, CNN Indonesia -- Pelaku penembakan di sebuah kampus di Oregon membunuh tanpa pandang bulu, semuanya ditembaki. Salah satu korbannya adalah wanita difabel yang menggunakan kursi roda.
Seperti disampaikan saksi dalam wawancara yang dikutip dari CNN, Senin (5/10), Chris Harper-Mercer membunuh sembilan orang di kampus Umpqua Community College, Oregon pekan lalu sebelum tewas bunuh diri dalam baku tembak dengan polisi.
Saksi yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, Mercer membawa beberapa senjata dan menggunakan rompi anti peluru saat masuk ke kelas Bahasa Inggris, Kamis lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksi mengatakan, sama sekali tidak terlihat raut gelisah atau ketakutan di wajah Mercer. "Dia sepertinya sangat menikmati peristiwa itu," kata saksi.
Saksi yang merupakan ibu dari tiga anak itu, bersyukur bisa keluar dari tempat itu hidup-hidup. Pasalnya, Mercer menembaki semua orang tanpa pandang bulu. Korbannya berusia 18 hingga 67 tahun, yang sehat maupun sakit.
Seorang korban adalah seorang wanita berkursi roda. Mercer masuk ke kelas itu dan memerintahkan seluruh mahasiswa untuk tiarap, tidak terkecuali wanita itu.
"Wanita itu turun dari kursi rodanya untuk tiarap namun pelaku memerintahkannya kembali ke kursinya. Saat wanita itu bersusah payah kembali ke kursi rodanya, pelaku menembaknya," kata saksi.
Keluarga dua korban terluka mengatakan bahwa pelaku menanyakan agama para korbannya sebelum menembak. Seorang korban, Cheyeanne Fitzgerald tidak menjawab dan dia ditembak di punggungnya, seperti disampaikan ibunya.
Korban selamat membenarkan bahwa pelaku menanyakan agama mereka. Namun apa pun agama korban, pelaku tetap menembaknya. Bahkan Mercer juga menembak para korban sebelum mereka menjawab.
Seorang wanita terpaksa berpura-pura mati agar tidak turut jadi sasaran timah panas. Dia melumuri tubuhnya dengan darah dan berbaring tidak bergerak sama sekali.
"Pelaku melakukannya untuk bersenang-senang. Karena dia tetap menembak semua yang dia tanyai. Saya kira dia tidak mengincar seseorang dengan agama tertentu," lanjut saksi lainnya.
Sebanyak sembilan orang terluka dalam peristiwa itu.
Penyidik menemukan ada 14 senjata api yang dimiliki oleh pelaku. Lima pistol dan satu senapan ditemukan di sekitar kampus, dan sisanya ditemukan di dalam apartemennya.