Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump mengatakan pada Sabtu (3/10), jika para guru di Umpqua Community College in Roseburg, Oregon, Amerika Serikat, dipersenjatai, maka situasinya tidak akan separah sekarang.
Trump sebelumnya mengatakan bahwa masalah kesehatan, dan bukan perizinan senjata, merupakan penyebab insiden penembakan di AS. Namun komentarnya pada Sabtu adalah yang paling panjang dan emosional sejak ia meluncurkan kampanye pada Juni lalu. Ia juga membicarakan soal kepemilikan senjata api pribadinya.
“Itu adalah zona bebas senjata,” kata dia dalam kampanye di Franklin, Tennessee, dikutip dari
CNN. “Jika Anda punya beberapa guru dengan senjata di ruangan itu, Anda pasti akan lebih baik.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump mengatakan ia memiliki lisensi untuk membawa senjata di New York, dan jika ada seseorang menyerangnya, ia akan merespon.
“Nyatanya, saya punya lisensi untuk membawa (senjata) di New York, bisakah Anda percaya? Tak ada yang tahu soal itu,” kata Trump.
“Bisakah Anda bayangkan? Seseorang mengatakan, ‘Itu Trump, ia cepat bertindak,’ Bagaimana menurut Anda?” lanjut Trump, sambil memeragakan memegang senjata di tangannya.
Sembilan orang terbunuh dalam penembakan di kampus Umpqua pada Kamis (1/10), sedang sembilan lainnya dilaporkan terluka. Pelaku, Chris Harper-Mercer, menembak dirinya sendiri setelah baku tembak dengan pihak berwenang.
Seruan Trump terkait kehadiran senjata di kompleks sekolah bukanlah hal baru. Setelah penembakan di sekolah di Newtown, Connecticut, pada 2012, Wakil Presiden Asosiasi Senjata Nasional AS, Wayne LaPierre, menyerukan petugas bersenjata di sekolah-sekolah di seluruh AS.
Pada Juli, Trump juga menyerukan diakhirinya aturan zona bebas senjata setelah
penembakan di Chattanooga, Tennessee yang menewaskan empat marinir dan seorang pelaut.
(stu)