Oregon, CNN Indonesia -- Pelaku penembakan Oregon, Chris Harper-Mercer, mengaku frustrasi karena melajang dan akan mati dalam keadaan masih bujangan. Hal ini disampaikannya dalam sebuah tulisan yang diserahkan oleh korban kepada polisi.
Tulisan ini diberikan oleh salah seorang korban kepada polisi atas perintah Mercer. Korban itu, Mathew, dibiarkan hidup untuk menyaksikan pembunuhan sembilan orang di kampus Umpqua, Oregon, Kamis lalu.
Ibu Mathew, Summer Smith, mengatakan bahwa putranya dipanggil oleh Mercer setelah dia menembak mati tiga orang. "Hai kau, yang berkacamata," kata Mercer pada Mathew, ditirukan oleh Smith.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Mathew disuruh berdiri di belakang kelas, menyaksikan Mercer menembaki para mahasiswa. Dia tidak berani bergerak, bahkan menoleh sedikit pun. Sepuluh orang tewas dalam insiden itu, termasuk Mercer.
Mercer mengampuni Mathew dengan syarat, pria 18 tahun itu harus menyerahkan sebuah amplop kepada polisi.
"Dia mengira akan berdiri untuk ditembak mati. Tapi dia disuruh pelaku memberikan sesuatu kepada polisi. Dia duduk di belakang kelas, dan menyaksikan semua yang terjadi," kata Smith.
Mathew menduga ada USB di dalam amplop itu. Seorang polisi yang dikutip CNN mengatakan bahwa Mercer memberikan "tulisannya" untuk para korban yang berhasil selamat.
Dalam tulisan itu, pelaku menyebutkan telah mempelajari soal penembakan massal dan menyebut para pelakunya.
Mercer, menurut laporan sumber kepolisian
CNN, mengaku kecewa terhadap para pelaku penembakan massal yang tidak mengincar polisi. Mercer bersumpah akan membunuh polisi bersama para korbannya.
Dalam tulisannya juga, Mercer mengaku frustrasi karena masih melajang, tidak punya kekasih, dan tidak pernah berhubungan seks di usia 26 tahun.
"Saya akan mati dalam keadaan tidak punya teman, tidak punya kekasih, dan masih bujangan," isi tulisan yang diduga ditulis Mercer.
Laporan manifesto ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh kepolisian Oregon.
Sebanyak sembilan orang terluka dalam peristiwa itu. Menurut laporan polisi, Mercer tewas akibat bunuh diri.
Penyidik menemukan ada 14 senjata api yang dimiliki oleh pelaku. Lima pistol dan satu senapan ditemukan di sekitar kampus, dan sisanya ditemukan di dalam apartemennya.