AS Akan Bebaskan 6.000 Tahanan Federal

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 09:45 WIB
Pembebasan tahanan federal ini merupakan upaya untuk mengurangi kepadatan penjara, dan hanya tahap awal dari pembebasan sekitar 46 ribu narapidana lainnya.
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Departemen Kehakiman AS akan membebaskan sekitar 6.000 tahanan federal, salah satu jumlah pembebasan terbesar dalam satu waktu, seperti dilaporkan oleh Washington Post, Selasa (6/10).

Pembebasan yang dijadwalkan atara 30 Oktober dan 2 November nanti merupakan upaya untuk mengurangi kepadatan penjara dan sekaligus memberi keleluasaan kepada narapidana yang terlibat kasus narkoba dengan hukuman berat dalam tiga dekade terakhir.

Para tahanan akan dibebaskan oleh Biro Penjara. Kebanyakan akan dipindahkan ke rumah transisi atau jadi tahanan rumah,sebelum akhirnya dibebaskan di bawah pengawasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembebasan awal menyusul tindakan oleh Komisi Hukuman AS, sebuah lembaga independen yang menetapkan kebijakan hukuman untuk kejahatan federal. Panel lembaga itu tahun lalu mengurangi hukuman untuk pelaku yang terlibat kasus obat terlarang, dan membuat perubahan aturan itu retroaktif.

Tindakan komisi tersebut terpisah dari upaya Presiden AS Barack Obama untuk memberikan grasi kepada beberapa pelaku narkoba tanpa kekerasan, sebuah inisiatif yang telah menghasilkan pembebasan awal 89 narapidana.

Perubahan aturan dapat mengakibatkan 46 ribu dari sekitar 100 ribu napi yang terlibat kasus narkoba di penjara federal masuk kualifikasi untuk pembebasan. Angka 6.000 adalah tahap pertama dalam proses tersebut.

Ada 206 ribu narapidana di penjara federal, naik dari sekitar 25 ribu dari tahun 1980, menurut situs Biro Penjara. Ada total 1,56 juta narapidana di penjara federal dan negara bagian pada akhir 2014, menurut Departemen Kehakiman AS.

Reformasi hukuman di AS dilakukan mengingat tingkat kejahatan yang secara drastis telah menurun selama dua dekade terakhir. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER