Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan luar negeri Amerika Serikat, terutama yang berkaitan dengan konflik Suriah, bagaimana menangangi ISIS dan merespons kampanye militer Rusia menjadi salah satu bahan debat kandidat Partai Demokrat yang akan maju dalam pemilihan presiden pada 2016 mendatang.
Disiarkan di
CNN, Selasa (13/10), kandidat Hillary Clinton mengatakan bahwa AS seharusnya mengambil peran lebih dalam konflik Suriah.
“Saya pikir penting bagi AS untuk membuat jelas kepada Putin (Presiden Rusia) bahwa tidak bisa diterima, kehadirannya di Suriah menciptakan lebih banyak kekacauan, mengebom penduduk atas nama Assad (Presiden Suriah), dan kita tak bisa melakukan itu jika kita tak mengambil posisi memimpin, yang saya usulkan,” kata Clinton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga kembali menegaskan dukungannya untuk menciptakan zona bebas terbang di Suriah, dan mengatakan bahwa Rusia harus dilibatkan untuk menciptakan solusi konflik.
"Saya mencoba mencari tahu apa pengaruh kita untuk membawa Rusia ke meja (perundingan). Diplomasi bukan soal mendapatkan solusi sempurna. Ini tentang bagaimana Anda menyeimbangkan risiko," katanya.
Berada tepat di belakang Clinton dalam jajak pendapat, senator Vermont Bernie Sanders yang memproklamirkan diri sebagai sosialis tidak setuju atas pembentukan zona larangan terbang, menggambarkan konflik di Suriah sebagai "rawa di rawa."
"Saya akan melakukan segala sesuatu yang saya bisa untuk memastikan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam rawa lain seperti yang kita lakukan di Irak, yang kebijakan luar negeri terburuk dalam sejarah negara ini,” kata Sanders.
Ancaman terbesarClinton mengatakan bahwa ancaman terbesar bagi AS adalah penyebaran senjata nuklir.
“Materi nuklir yang bisa jatuh ke tangan yang salah. Saya tahu teroris terus berusaha mencapatkannya, dan itu sebabnya kita harus tetap waspada, namun juga bersatu di seluruh dunia untuk menghindarinya,” ucap Clinton.
Bagi Sanders, ancaman terbesar adalah perubahan iklim. Jim Webb, mantan senator, mantan marinir dan veteran perang Vietnam mengatakan bahwa ancaman terbesar adalah hubungan AS dengan China, perang siber, dan situasi di Timur Tengah. Sedang mantan Gubernur Maryland Martin O’Malley berargumen bahwa ancaman terbesar adalah Iran dan ISIS.
Debat Partai Demokrat ini relatif lebih bersahabat, kontras dengan debat Partai Republik, yang masing-masing kandidatnya punya perbedaan pandangan secara signifikan.
(stu)