Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Brasil dan Indonesia akhirnya membicarakan penerimaan surat kepercayaan atau credential Duta Besar Toto Riyanto yang sebelumnya sempat tertunda pasca tegangnya hubungan kedua negara akibat eksekusi mati salah satu warga Brasil, Marco Archer Cardoso Moreira.
"Dalam pembicaraan kedua Menlu, pemerintah Brasil mengatakan akan segera mencarikan waktu penerimaan credential bersama dubes lainnya," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Christiawan Nasir, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (15/10).
Menurut Tata, demikian sapaan akrab Arrmanatha, pembicaraan ini dibahas saat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, di sela sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, Brasil sudah mengatur jadwal penerimaan surat kepercayaan dari Toto dan beberapa dubes negara lain pada akhir Oktober.
"Namun demikian, ada kondisi yang tidak memungkinkan penerimaan credential diselenggarakan. Seluruh dubes ditunda," kata Tata.
Kini, pemerintah Indonesia sedang menunggu jadwal terbaru yang akan dilansir oleh Brasil.
"Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Brasil juga berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi," ucap Tata.
Sebelumnya, ketegangan antara kedua negara memuncak ketika pemerintah Brasil mendadak menunda penerimaan surat kepercayaan Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto, setelah diundang secara resmi untuk menghadiri upacara di Istana Presiden Brasil pada Jumat (20/2) pukul 09.00 waktu setempat.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri melontarkan protes kerasnya, apalagi jika penundaan ini dikaitkan dengan eksekusi mati salah satu warga Brasil yang terseret kasus narkoba di Indonesia.
"Kami menunjukkan rasa ketidaksukaan kami karena penundaan dilakukan dengan cara yang sangat tidak diplomatis dan tidak hormat kepada duta besar dari Indonesia," ujar Tata kepada CNN Indonesia, sehari setelah insiden terjadi.
Seperti dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri, cara penundaan penyerahan credentials oleh Menlu Brasil ketika Toto sudah berada di lokasi acara merupakan suatu tindakan yang tidak dapat diterima oleh Indonesia.
Sebagai tanda protes Pemerintah telah memanggil Duta Besar Brasil untuk Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Kementerian Luar Negeri menyampaikan protes keras terhadap tindakan tidak bersahabat sekaligus menyampaikan nota protes.
"Kami menyampaikan protes dan menyatakan bahwa ini merupakan kewajiban negara sesuai dengan Konvensi Wina," ucap Tata saat itu.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga telah memanggil pulang Toto ke Jakarta sampai jadwal baru penyerahan surat kepercayaan dipastikan oleh pemerintah Brasil.
(den)