Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bersama Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, membicarakan penguatan kerja sama melawan kelompok militan ISIS dan sikap mereka terhadap militer Rusia di Suriah via telepon pada Jumat (16/10).
"Kedua pemimpin mengonfirmasi tujuan bersama mereka tentang peningkatan tekanan militer di Daesh (daerah ISIS) dan memperkuat oposisi moderat untuk menciptakan kondisi yang diperlukan transisi politik di Suriah," menurut pernyataan kantor Erdogan, dilansir dari Reuters.
Dalam dialog telepon tersebut, Obama juga menyampaikan duka citanya terhadap serangan bom bunuh diri ganda di Ankara, pada Sabtu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obama menyampaikan solidaritas bahwa AS akan mendukung Turki menghadapi segala ancaman.
Masih menurut pernyataan tersebut, Erdogan dan Obama sepakat untuk segera mengakhiri serangan dari Partai Pekerja Kurdistan di Turki.
Sementara terkait penyelesaian krisis pengungsiu, Turki ditawari dana bantuan sebesar 3 miliar euro, atau sekitar Rp45,5 triliun oleh Uni Eropa.
para pemimpin Uni Eropa yang menghadiri pertemuan di Brussels juga menawarkan kemungkinan pengajuan visa perjalanan yang lebih mudah dan memperkuat pembicaraan soal kemungkinan bergabungnya Turki ke Uni Eropa.
Para pemimpin Uni Eropa berjanji akan menyusun rencana dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk bekerja sama demi meningkatkan taraf hidup dua juta pengungsi Suriah di Turki, sehingga mereka tidak mencari penghidupan yang lebih baik di negara-negara Eropa.
(ama)