Seoul, CNN Indonesia -- Korea Utara menolak usul memulai kembali perundingan untuk mengakhiri program nuklir negara itu dengan mengatakan upaya sebelumnya berakhir dengan kegagalan.
Korea Utara juga mengulang kembali tuntutan agar Washington ikut dalam perundingan untuk membicarakan satu traktat perdamaian.
Pernyataan tertulis dari kementerian luar negeri Korea Utara ini dikeluarkan pada Sabtu (17/10), hanya sehari setelah Presiden Barack Obama dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengatakan terbuka terhadap perundingan dengan Korea Utara terkait sanksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kedua presiden ini menegaskan Pyongyang harus memperlihatkan sikap serius untuk menghentikan ambisi nuklirnya.
“Jika Amerika Serikat bersikeras untuk mengambil jalan yang berbeda, semenanjung Korea hanya akan diwarnai dengan senjata nuklir kami yang akan semakin kuat,” kata pernyataan tertulis kementerian Korea Utara.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan perang berdasarkan gencatan senjata dengan AS yang ditandatangani pada 1953. Saat itu, pasukan PBB mendukung Korea Selatan dan China membantu Korea Utara.
Pada 2008 Korea Utara mundur dari perundingan enam negara yang meliputi Amerika Serikat dan empat negara lain, dan melakukan dua kali uji coba nuklir.
Negara itu mengatakan hanya traktat perdamaian dengan Washington yang bisa menyelesaikan konflik di semenanjung Korea.
Obama mengatakan Amerika Serikat terbuka untuk melakukan perundingan yang bisa melonggarkan sanksi yang diberlakukan pada Korea Utara, seperti yang dilakukan dengan Iran yang berhasil mencapai kesepakatan dengan negara adidaya pada Juli.
“Kita belum mencapai titik itu sekarang, karena tidak ada isyarat dari Korea Utara seperti dari Iran bahwa mereka bisa melihat masa depan tanpa memiliki atau berupaya membuat senjata nuklir,” katanya.
(yns)