Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Suriah yang didukung oleh kelompok Hizbullah dari Libanon dan milisi Iran membuat kemajuan pada Sabtu (17/10) dengan mengambil alih Aleppo dari tangan pemberontak dan jihadis.
Kampanye perebutan kembali Aleppo, yang dimulai militer Suriah pada Jumat, adalah salah satu kesuksesan pasukan Presiden Bashar al-Assad sejak dibantu oleh serangan udara Rusia mulai 30 September lalu.
Serangan pasukan Assad sejauh ini dikonsentrasikan ke wilayah yang dikuasai oleh pemberontak di selatan Aleppo, dan bukan di pusat Aleppo—rumah bagi 2 juta penduduk dan kini terbagi antara pemerintah dan pemberontak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok pemantau HAM Syrian Observatory yang mengumpulkan data dari sumber-sumber lapangan mengatakan bahwa pasukan pemerintak dan sekutunya telah mengambil alih tiga desa setelah pertempuran yang menewaskan 17 pemberontak Islam, dan delapan tentara Assad atau pasukan sekutunya.
Tentara Assad juga berusaha untuk maju ke timur Aleppo ke bandara militer Kweires, untuk mendobrak kepungan ISIS dan pemberontak lain.
Televisi Hizbullah, Al-Manar, mengatakan bahwa tentara Assad telah merebut provinsi di utara, Hama, Idlib dan Latakia yang berada di tangan pemberontak selama bertahun-tahun, termasuk juga Kota Homs, di sekitar ibu kota Damaskus, dan selatan Provinsi Deraa dekat perbatasan dengan Yordania.
Observatory melaporkan bahwa di sekitar Kota Talbiseh, bagian yang dikuasai oleh pemberontak di utara Homs, sudah dibombardir oleh jet tempur Rusia selama setidaknya dua minggu dan diserang pula oleh pasukan darat pemerintah dan sekutunya. Akibatnya, setidaknya 72 orang, termasuk 31 anak-anak dan perempuan, tewas dalam 48 jam terakhir.
(stu)