Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria berpedang dan mengenakan masker membunuh seorang guru dan murid di Trollhattan, Swedia, Kamis (23/10), dan pelaku sebelumnya dilaporkan berfoto dengan murid sebelum melakukan serangan.
Dua orang lain—juga seorang guru dan murid—dilaporkan mengalami luka serius dan kini masih dirawat di rumah sakit. (Baca:
Guru dan Murid Tewas Diserang Pria Berpedang di Swedia)
Dilansir
CNN, seorang murid yang tak diididentifikasi memberikan sebuah foto kepada kantor berita AFP yang menunjukkan seorang pria dengan topeng dan memegang pedang—yang diduga kuat merupakan pelaku penyerangan—berfoto dengan para murid di sekolah dasar dan menengah Kronan, Trollhattan, pada Kamis pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Murid itu mengatakan kepada AFP bahwa foto itu diambil sebelum serangan, namun waktu pasti diambilnya foto itu tidak diketahui.
Seorang murid bernama Edona mengatakan kepada televisi Swedia TV4, awalnya murid-murid Kronan mengira pria itu, yang bertopeng dan mengenakan pakaian hitam-hitam, sedang bermain kostum Halloween.
Ia “berjalan seperti prajurit, dengan pedang di tangannya,” kata Edona.
Namun ketika ia mulai menyerang, para murid langsung ketakutan.
“Kami semua kaget. Semuanya,” ujar dia.
Jejak darahPolisi mendapat panggilan sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, dan langsung mendatangi lokasi kejadian.
Polisi mengatakan pelaku awalnya menyerang seorang guru di luar sekolah.
“Lalu ia masuk ke bangunan (sekolah) dan bertemu dengan korban lain yang ia serang,” kata Thord Horaldsson, polisi dari Vastra Gotaland. Ia kemudian menyisir lokasi dengan mengikuti jejak darah di dalam gedung.
“Pelaku berjalan ke ruang kelas, mengetuk pintu, dan ketika (seorang) murid membuka pintu, ia diserang…ditikam di tempat.,” terang Horaldsson.
Polisi kemudian berhasil melumpuhkan pelaku dengan tembakan, namun ia kemudian tewas di rumah sakit.
Motif pelaku masih diinvestigasi, tapi polisi menduga penyerang punya kemungkinan hubungan dengan organisasi sayap kanan, menurut juru bicara polisi Jenny Widen.