Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Maladewa Abdulla Yameen menyebut wakilnya adalah ancaman bagi keamanan nasional. Hal itu ia tegaskan setelah adanya perintah penangkapan Wakil Presiden Ahmed Adeeb atas dugaan keterlibatannya dalam upaya pembunuhan Yameen dalam pengeboman kapal cepat bulan lalu.
"Wakil presiden ditahan demi keselamatan dan keamanan seluruh bangsa," tutur Yameen dalam sebuah pidato yang disiarkan secara nasional setelah penangkapan Ahmed Adeeb.
Yameen mengaku peralatan pembuatan bom telah ditemukan dalam penggerebekan di kediaman rekan Adeeb di ibukota pada Sabtu lalu. "Selama penggerebekan di kediaman salah satu rekan dekat Adeeb, polisi menemukan materi pembuatan bom. Ada banyak dugaan yang mengarah pada wakil presiden," kata Yameen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengadilan kemarin memerintahkan 15 hari penahanan bagi Adeeb untuk memberi polisi lebih banyak waktu penyelidikan. Pemerintah menyatakan Adeeb akan didakwa atas pengkhianatan terhadap negara.
Maladewa terkenal sebagai tujuan wisata kelas atas, namun citra tersebut memburuk selama beberapa tahun terakhir karena kerusuhan politik berkepanjangan.
Sebelumnya, Ahmed Adeeb Wakil Presiden Maladewa ditangkap kepolisian lantaran diduga terlibat upaya pembunuhan Presiden Maladewa, Abdulla Yameen Abdul Gayoom. Adeeb ditangkap pada Sabtu waktu setempat di Bandara Nasir Ibrahim, setelah ia turu dari perjalanan luar negerinya.
“Ia ditangkap lantaran diduga terlibat dalam rencana pembunuhan presiden,” ujar Menteri Dalam Negeri Maladewa Umar Naseer kepada media, seperti dikutip dari Hidustan Times.
Bulan lalu, Presiden Abdulla Yameen selamat dari ledakan bom yang mengarah ke perahu cepat yang sedang ia tumpangi dalam perjalanan ke sebuah pulau. Perjalanan tersebut dilakukan orang nomor satu Maladewa itu tak lama setelah ia kembali dari ibadah haji, September lalu.
Dalam insiden ledakan di ruang mesin kapal itu, kepolisian menyatakan tak ada yang membahayakan Presiden Abdulla. Akan tetapi, kejadian yang diasumsikan sebagai upaya pembunuhan itu melukai ibu negara Maladewa, Fatimah Ibrahim dan seorang pengawalnya.
Hingga saat ini, kepolisian Maladewa sudah menangkap dua pengawal presiden yang dicurigai terlibat dalam upaya pembunuhan itu. Dari pemeriksaan mereka berdua kepolisian lantas mengembangkan penyelidikan hingga akhirnya bisa menangkap sang wakil presiden.
Tensi politik di Maladewa memanas usai terjadinya perselisihan pada pemilihan umum 2013 lalu. Banyak pihak memang tak bersepakat dengan cara memerintah Presiden Abdulla Yameen. Para pemimpin oposisi dan aktivis lantas banyak ditangkapi.
(sip)