Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah berhasil menguasai situs kuno Palmyra di Suriah sejak Mei lalu, kelompok militan ISIS meluncurkan aksi teror melalui eksekusi dengan semakin keji. Dilaporkan
CNN pada Selasa (27/10), anggota militan ISIS mengikat tiga orang di pilar salah satu bangunan kuno Palmyra dan mengeksekusi mereka dengan meledakkan pilar.
Kelompok pemerhati perang sipil Suriah, Syrian Observatory for Human Rights menyatakan bahwa pembunuhan itu terungkap dari beberapa sumber lokal di kota yang telah jatuh ke tangan ISIS tersebut.
Kelompok yang berbasis di London ini bergantung kepada laporan para aktivis di dalam Suriah untuk mengetahui situasi terkini soal pelanggaran hak asasi manusia di negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mendapat laporan soal metode eksekusi yang kejam tersebut, tetapi Observatory tidak memiliki informasi soal identitas para korban yang tewas, atau pun alasan eksekusi mereka.
Dalam eksekusi lain belakangan ini, ISIS menabrak seorang tentara pemerintah Suriah dengan tank, dengan alasan tentara tersebut "menabrak jasad tentara ISIS dengan tank."
Selain itu, sejumlah orang lainnya dieksekusi dengan menggali liang kuburnya sendiri sebelum dihukum mati.
Kelompok militan ISIS, yang berhasil menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak, berupaya menciptakan kekhalifahan di dua negara tersebut dan memberlakukan hukum Syariah Islam yang ketat dan sesuai dengan penafsiran mereka sendiri.
Hingga saat ini, kelompok militan ISIS masih menguasai Palmyra, yang menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO dan sejumlah wilayah di sekitarnya sejak 20 Mei lalu.
Sejak merebut Palmyra, ISIS telah beberapa kali melakukan eksekusi.
Salah satu insiden pemenggalan yang menjadi sorotan adalah ketika seorang pakar barang antik senior yang dikenal menjaga situs tersebut.
ISIS juga dilaporkan menghancurkan sebagian besar situs bersejarah peninggalan zaman Romawi tersebut.
Pada Agustus lalu, ISIS meratakan dua candi yang memiliki nilai budaya yang sangat besar, yaitu Kuil Bel dan Kuil Baalshamin. Tindakan ini mendorong kemarahan dan kecaman dari seluruh dunia.
The Arch of Triumph, yang terdiri dari sebuah reruntuhan bangunan berbentuk satu lengkungan besar dan dua lengkungan kecil, merupakan gerbang menuju bangunan elegan Colonnade di Palmyra.
Bagian atas lengkungan dihiasi dengan "ornamen yang indah yang geometris yang berbentuk tanaman," menurut direktorat barang antik Suriah.
Sementara para militan ISIS tanpa rasa menyesal mempublikasikan foto yang memperlihatkan tahapan penghancuran berbagai situs bersejarah di Palmyra.
Palmyra, terletak di sebelah timur laut Damaskus, Suriah. Wilayah ini dikenal sebagai "pengantin padang pasir" karena koleksi situs bersejarahnya yang megah.
Kota ini pernah menjadi salah satu jalur perdagangan terpenting dunia, yang menghubungkan Kekaisaran Romawi dengan Persia, India, dan China.
(stu)