Musim Dingin, Uni Eropa Minta Imigran Gunakan Pesawat

Melodya Apriliana/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2015 05:40 WIB
Menjelang musim dingin, Uni Eropa meminta imigran untuk terbang menggunakan pesawat ke negara pemberi suaka daripada menempuh perjalanan darat yang berbahaya.
Menjelang musim dingin, Uni Eropa meminta imigran untuk terbang menggunakan pesawat ke negara pemberi suaka daripada menempuh perjalanan darat yang berbahaya. (Reuters/Antonio Bronic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mencegah pengungsi melakukan perjalanan penuh risiko di musim dingin via Balkan, Uni Eropa berencana membujuk mereka agar menunggu penerbangan berbayar menuju negara-negara pemberi suaka di Yunani. Hal itu disampaikan pejabat Uni Eropa pada Senin (26/10).

Meski berjanji untuk berkerja cepat dengan para pemimpin Balkan agar arus imigran ke Jerman dari Turki dapat diperlambat, Uni Eropa mengakui bahwa pengungsi akan terus datang. Dengan demikian, penting untuk membujuk mereka agar mau menerima pengaturan relokasi secara teratur.

"Ide ini juga untuk meyakinkan para ayah Suriah bahwa lebih baik bertahan di Yunani bersama keluarganya sampai mereka bisa direlokasi," tutur salah satu pejabat Uni Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, penerbangan gratis ke negara-negara yang aman bisa jadi merupakan pilihan yang jauh lebih baik ketimbang perjalanan tak pasti ke utara.

Badan pengungsi PBB, UNHCR, yang bekerja bersama negara anggota Uni Eropa maupun nonanggota dalam menyusun rencana tersebut menekankan perlunya tindakan segera untuk menyelamatkan jiwa banyak orang.

Meski begitu, perihal seberapa cepat sumber daya akan tersedia dan bagaimana negara-negara Uni Eropa yang kini tengah cekcok akan mulai bekerja sama masih menjadi pertanyaan.

"Langkah-langkah yang disepakati kemarin harus dijalankan segera dan seluruhnya," kata juru bicara UNHCR, Carlotta Sami, dilansir dari Reuters pada Selasa (27/10). "Kami memiliki sejumlah kasus pengungsi hipotermia akibat kedinginan saat menunggu. Ada risiko tragedi terkait cuaca."

Kesepakatan itu mencakup tempat bagi 100 ribu orang yang kini menunggu proses klaim suaka, 50 ribu di Yunani dan 50 ribu di negara Balkan ke utara. Uni Eropa telah menjanjikan dana bagi Yunani dan sejumlah negara lain untuk menyediakan bantuan darurat.

Dalam rapat yang dihadiri 11 negara atas inisiatif kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Yunani Alexis Tspiras ditekan untuk lebih mencatat pengungsi yang tiba. Pernyataan bersama mengatakan kebijakan "gelombang pengungsi" ke negara-negara tetangga mesti berakhir.

Tspiras sendiri menekankan bahwa akar masalahnya berada di Turki, dari mana kebanyakan orang Suriah, Irak, dan Asia Selatan, berangkat via laut ke pulau-pulau Yunani terdekat. Uni Eropa juga tengah bernegosiasi dengan Turki untuk mengontrol arus imigran secara terpisah.

Sejumlah diplomat dan pejabat Uni Eropa menyebut ada tanda-tanda bahwa Tspiras akan melangkah untuk kerja sama ini setelah berbulan-bulan dianggap tak terlalu memperhatikan isu imigran.

Menurut Uni Eropa, prioritas bagi Yunani sekarang adalah menyediakan 20 ribu tempat tinggal sementara bagi imigran hingga akhir tahun ini, menambah 10 ribu yang sudah tersedia. Pemerintah Yunani menolak mendirikan kamp, sehingga Uni Eropa menyarankan berupa hotel atau apartemen.

Namun, mereka yang teridentifikasi sebagai imigran ekonomi dan harus dipulangkan ke negara asal dapat ditempatkan di unit aman.

Uni Eropa berencana menerima 160 ribu orang dalam dua tahun ke depan, namun rencana itu baru baru akan lancar bila imigran percaya langkah ini akan berhasil. Banyak yang menolak menerimanya karena khawatir dideportasi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER