Dituduh Menghasut, Pemimpin Islam Ditahan di Israel

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2015 07:23 WIB
Pemimpin Muslim keturunan Arab Israel ditahan pihak berwenang atas tuduhan karena dinilai memicu kemarahan warga Palestina soal situs suci Yerusalem.
Sheikh Raed Salah (tengah) sebelumnya dipenjara di Israel karena terlibat percekcokan dengan polisi di dekat Masjid Al-Aqsa. (Reuters/Ammar Awad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Muslim keturunan Arab Israel ditahan pihak berwenang Israel atas tuduhan penghasutan karena dinilai memicu kemarahan warga Palestina soal situs suci Yerusalem.

Diberitakan Reuters pada Selasa (27/10), Sheikh Raed Salah pemimpin bagian utara Gerakan Islam dihukum selama 11 atas tuduhan penghasutan karena komentarnya soal Yerusalem pada 2007 lalu dinilai menyebabkan aksi kekerasan pada 2013, menurut keputusan Departemen Kehakiman.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan berusaha melarang aktivitas kelompok Gerakan Islam bagi utara, yang dinilai memicu berbagai serangan warga Palestina dan Arab Israel pada gelombang kekerasan yang dimulai pada 1 Oktober lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Gerakan Islam menyatakan bahwa semua kegiatannya tidak melanggar hukum. Salah sendiri menampik tuduhan tersebut. Tim pengacaranya tengah bersiap mengajukan banding atas hukuman tersebut

Aksi kekerasan terjadi karena warga Palestina geram atas semakin banyaknya pelanggaran yang dilakukan warga Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai masjid suci ketiga bagi umat Islam. Kompleks masjid juga diaggap suci oleh umat Yahudi.

"Penjara tidak akan membuat kami takut dan kami akan terus mempertahankan Masjid Aqsa," kata Salah kepada wartawan di pengadilan yang dihadiru para pendukungnya. Beberapa di antaranya meneriakkan ucapan, "dengan jiwa dan darah kami menebusmu, Aqsa."

Pengadilan Distrik Yerusalem kembali menjatuhkan hukuman pengadilan sebelumnya, yang menyebutkan bahwa dalam khotbahnya di Yerusalem Timur pada 2007, Salah membangkitkan pandangan anti-Semit hingga merujuk kembali ke Abad Pertengahan.

Salah sebelumnya dipenjara di Israel karena terlibat percekcokan dengan polisi di dekat Masjid Al-Aqsa. Salah tengah menjalani hukuman karena mengirim uang kepada warga Palestina yang membutuhkan di Tepi Barat dan Gaza. Jaksa Israel menilai uang itu digunakan oleh kelompok militan anti-Israel.

Gerakan Islam, yang menyediakan layanan pendidikan Islam dan keagamaan, kerap berada di garis depan dalam aksi protes terhadap kebijakan pemerintah Israel terhadap kaum minoritas Arab dan warga Palestina di sejumlah wilayah yang diduduki Israel.

Upaya Netanyahu untuk melarang aktivitas organisasi bisa ditampik oleh para ahli hukum. Shin Bet, dinas keamanan Israel, menilai langkah itu bisa memicu aksi kekerasan lebih lanjut.

Omar Khamayseh, pengacara Salah, mengatakan Salah akan memulai hukuman penjara pada 15 November mendatang. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER