Washington, D.C., CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi pertahanan Northrop Grumman memenangkan tender untuk menggarap jet tempur siluman generasi terbaru Amerika Serikat, mengalahkan pesaingnya, Boeing Co dan Lockheed Martin Corp.
Dalam pernyataannya, Selasa (27/10), Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon mengatakan Northrop Grumman akan mengerjakan proyek jet siluman terbaru yang dikenal dengan nama jet Serangan Bom Jarak Jauh untuk menggantikan pesawat tempur pengebom B-2 yang sudah beroperasi selama 18 tahun.
Jet generasi terbaru yang ditaksir seharga US$564 juta atau Rp7,7 triliun per unitnya ini dirancang untuk mampu membawa senjata konvensional dan nuklir serta mampu menyusup lebih jauh ke dalam wilayah musuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman ini dikeluarkan setelah satu bulan perebutan tender antara tiga perusahaan pertahanan besar AS. Pengamat memprediksi Angkatan Udara AS akan keluar kocek hingga US$80 miliar jika mereka membeli 100 jet siluman baru seperti yang direncanakan.
Tender ini disebut yang terbesar oleh Pentagon dalam satu dekade terakhir. Jet siluman pengebom ini diperkirakan akan siap tempur pada 2025.
Pentagon sampai saat ini belum mengungkapkan seperti apa rupa dan rincian kemampuan alutsista buatan Northrop Grumman ini, namun mereka mengatakan armada baru ini akan memantapkan posisi AS sebagai rajanya pesawat siluman.
"Pembangunan pengebom ini adalah investasi strategis AS dalam 50 tahun ke depan. Proyek ini mendemonstrasikan komitmen kami terhadap para sekutu dan unjuk gigi terhadap musuh potensial, sekaligus mempertegas bahwa AS akan tetap mempertahankan kekuatannya di seluruh dunia hingga jauh ke masa mendatang," kata Menteri Pertahanan AS Ash Carter, dikutip Reuters.
Rencana pengembangan jet siluman terbaru sebelumnya pernah dibatalkan oleh Mantan Menteri Pertahanan Robert Gates pada 2010 karena dianggap terlalu ambisius dan mahal.
Tapi setahun kemudian Gates meluncurkan kembali program rahasia jet siluman ini dengan anggaran US$550 juta per unit dengan nilai mata uang tahun 2010, atau sekitar US$606 juta dengan nilai fiskal 2016.
Tender ini menjadi kemenangan yang gemilang bagi Northrop Grumman yang mulai kehilangan taring di dunia pertahanan, walaupun sebelumnya memproduksi pengebom B-2. Northop bukan lagi kontraktor utama program jet militer AS dan kalah dari Boeing dan Lockheed, seperti disampaikan pengamat yang dikutip Washington Post.
Boeing sebelumnya pernah menggarap jet F/A-18 Hornet dan pesawat pengisi bahan bakar KC-46. Sementara Lockheed adalah produsen Jet Tempur F-35.
Boeing dan Lockheed mengaku kecewa atas keputusan pemenangan tender tersebut dan akan mengajukan protes resmi.
"Kami ingin tahu bagaimana penilaian dalam segi harga dan risiko, karena kami meyakini Boeing dan Lockheed Martim tidak ada bandingannya dalam hal pengalaman, kemampuan, dan sumber daya untuk program rekapitalisasi yang sangat penting ini," ujar pernyataan bersama kedua perusahaan.
(stu)