Kesedihan Menggema di Rusia atas Jatuhnya Pesawat di Sinai

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 07:31 WIB
Tumpukan karangan bunga menggunung di depan bandara Pulkovo, St. Petersburg, bendera dikibarkan setengah tiang atas tewasnya 224 penumpang dan kru pesawat.
Tumpukan karangan bunga menggunung di depan bandara Pulkovo, St. Petersburg, bendera dikibarkan setengah tiang atas tewasnya 224 penumpang dan kru pesawat. (Reuters/Peter Kovalev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia menetapkan Minggu (1/11) sebagai hari berkabung atas insiden pesawat jatuh di Sinai yang menewaskan seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 224 orang. Karangan bunga bertumpuk di Moskow dan bendera dikibarkan setengah tiang.

Diberitakan Reuters, tumpukan karangan bunga, boneka, lilin dan berlembar-lembar kertas ucapan duka cita menggunung di depan bandara Pulkovo, St. Petersburg, tujuan pesawat Metrojet naas itu yang terbang dari Sharm el-Sheikh, Mesir.

Airbus A321 itu jatuh di pegunungan Sinai, menewaskan 224 penumpang dan kru di dalamnya. Diduga 25 penumpang adalah anak-anak. Dari manifes diketahui kebanyakan penumpang memiliki nama belakang yang sama, menandakan mereka satu keluarga, pulang berlibur dari penginapan di dekat Laut Merah, Mesir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Vladimir Putin mengumumkan hari berkabung Nasional Minggu waktu setempat. Bendera berkibar setengah tiang di gedung pemerintahan, termasuk di Kremlin.

Lilin disusun membentuk nomor penerbangan pesawat itu, 7K-9268, di tangga Katedral Yesus sang Penyelamat di Moskow. Kesedihan yang sama menggema di seluruh Rusia.

"Teman sekelas istri saya meninggal dalam kecelakaan itu. Dia terbang untuk pertama kalinya dan tidak kembali. Ini mimpi buruk bagi seluruh negeri," kata seorang warga St Petersburg, Yuri, kepada Reuters TV, di depan bandara Pulkovo.
Bendera berkibar setengah tiang di Kremlin, Moskow. (Reuters/Maxim Shemetov)
Pertandingan sepakbola di Rusia dimulai dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang para korban, yang 214 di antaranya adalah warga negara itu.

"Ini adalah bencana. Saya berharap Tuhan menerima amal mereka yang ada di pesawat karena telah menderita," kata warga Moskow, Tatyana.

Ucapan belasungkawa juga berdatangan dari luar negeri. Di antaranya dari Presiden China Xi Jinping, Paus Fransiskus, dan Menteri Luar Negeri John Kerry, serta beberapa pemimpin negara lainnya.

Rusia dan negara bekas Soviet lainnya dikenal memiliki keamanan udara yang buruk, terutama penerbangan domestik. Beberapa kecelakaan akibat pesawat yang tua, namun ahli penerbangan mencatat insiden terjadi karena pelatihan kru yang kurang dan pengawasan pemerintah yang longgar.

Penyebab kecelakaan masih ditelusuri oleh ahli dari Rusia dan Mesir. Dugaan awal, pesawat terbelah di udara, namun kesimpulan akhir belum keluar. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER