Pemimpin al-Qaidah Serukan Persatuan Militan Melawan Rusia

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 09:04 WIB
Pemimpin al-Qaidah Ayman al-Zawahiri menyerukan seluruh kelompok militan untuk mengakhiri perpecahan dan bersatu melawan agresi Rusia di Suriah dan Irak.
Pemimpin al-Qaidah Ayman al-Zawahiri menyerukan seluruh kelompok militan untuk mengakhiri perpecahan dan bersatu melawan agresi Rusia di Suriah dan Irak. (Reuters TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin al-Qaidah Ayman al-Zawahiri menyerukan seluruh kelompok militan untuk mengakhiri perpecahan dan bersatu melawan agresi Rusia di Suriah dan Irak.

Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan Zawahiri dalam sebuah rekaman audio yang dirilis di internet pada Minggu (1/11).

"Amerika, Rusia, Iran, Awali dan Hizbullah bekerja sama dalam perang melawan kita -- apakah kita tidak mampu menghentikan pertempuran di antara kita agar bisa mengerahkan semua upaya melawan mereka?" kata Zawahiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak disebutkan kapan rekaman itu dibuat, tapi diduga pernyataan Zawahiri itu disampaikan menyusul rangkaian serangan udara Rusia di Suriah untuk membantu rezim Bashar al-Assad yang dimulai pada 30 September lalu.

Berbagai faksi militan di Suriah memiliki misi yang sama, yaitu menggulingkan pemerintahan Assad. Namun di antara militan banyak yang saling berseteru, di antaranya al-Qaidah dengan ISIS yang tidak satu paham dan kerap terlibat baku tembak.

Dalam rekaman September lalu, Zawahiri memang menolak pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, sebagai khalifah yang menurutnya tidak sah. Namun dia tidak melarang anggota al-Qaidah bekerja sama dengan ISIS untuk melawan koalisi Barat di Irak dan Suriah. Kali ini, dia menyerukan persatuan semua kelompok mujahidin.

"Saudara-saudaraku mujahidin di semua tempat dan semua kelompok. kita menghadapi agresi dari Amerika, Eropa dan Rusia, jadi sekarang waktunya kita bersatu dari Timur Turkistan hingga Maroko," ujar Zawahiri.

Jika seruan Zawahiri ini disanggupi kelompok lain, termasuk ISIS, maka akan menjadi pukulan telak bagi koalisi Barat dan misi Rusia di Suriah dan Irak. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER