Inggris Yakin ISIS Di Balik Jatuhnya Pesawat Rusia

Ike Agestu | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 15:42 WIB
Berdasar foto, klaim dari ISIS, serta informasi intelijen, Inggris yakin ISIS bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Rusia.
Berdasar foto, klaim dari ISIS, serta informasi intelijen, Inggris yakin ISIS bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Rusia. (Press Service of Russian Emergencies Ministry/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Inggris mengatakan pada Kamis (5/11) bahwa ada kemungkinan signifikan bahwa kelompok yang berafiliasi dengan ISIS berada di belakang dugaan serangan terhadap maskapai Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu lalu.

“Militan ISIL (ISIS) Sinai mengklaim bertanggung jawab menjatuhkan pesawat Rusia, mereka melakukannya langsung setelah kecelakaan,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, dikutip dari Reuters.

Pesawat maskapai Kogalymavia itu menewaskan 224 orang penumpang dan kru, 25 diantaranya adalah anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah melihat seluruh informasi foto, termasuk klaim itu, tapi tentu saja banyak informasi lain juga, dan menyimpulkan bahwa ada kemungkinan yang signifikan," lanjut Hammond, seperti disiarkan televisi Sky.

Hal ini senada dengan pernyataan dari intelijen Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa kelompok teroris ISIS atau kelompok yang berafiliasi dengannya, telah menanam bom di pesawat nahas itu.

Dilansir CNN, pejabat AS juga mengatakan bahwa seseorang di Bandara Sharm el-Sheikh kemungkinan membantu meletakkan bom di atas pesawat.

“Bandara ini keamanannya longgar. Ini sudah terkenal,” ujar pejabat itu. “Namun ada informasi intelijen yang menyatakan bahwa ada bantuan dari seseorang di bandara.”

Inggris sementara itu mengimbau semua penerbangannya untuk tidak melalui Bandara Sharm el-Sheikh hingga situasi aman.

Mesir dan Rusia sebelumnya menampik klaim ISIS. Menyusul keputusan Inggris, seorang anggota parlemen senior Rusia mengatakan bahwa Inggris bermotif politik, terutama untuk menentang aksi Rusia di Suriah.

“Ada oposisi geopolitik terhadap aksi Rusia di Suriah,” kata Konstantin Kosachev, Kamis, dikutip dari kantor berita RIA Novosti.

Sementara itu di Sinai, ada sekitar 15 kelompok militan yang beroperasi. Beberapa di antara mereka disebut memiliki hubungan dengan kelompok perlawanan di Gaza. Salah satu kelompok yang paling aktif adalah Ansar Bayt al-Maqdis, yang tahun lalu berbaiat kepada ISIS.

(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER